Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang remaja pemberani yang tengah berjuang melawan idiopathic scoliosis berbagi kisahnya dengan dunia. Hannah masih berusia 9 tahun ketika dia memakai penyokong di tubuhnya selama 23 jam sehari.
Terapi tersebut dilakukan demi meluruskan tulung punggungnya. Kondisi tersebut sudah lama dia sembunyikan dari anak-anak lain sekolahnya.
Namun, cara tersebut tidak berhasil. Akhirnya, dia harus menjalani operasi besar. Dia meminta bibinya memotret dan mendokumentasikan perjalanan tersebut. Julia Cybularz, bibi Hannah, mengubah foto tersebut menjadi foto berseri berjudul
Breaking the Girl.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto berseri dimulai dari gambar ketika Hannah memakai penyokong pertama sampai perjalanannya menuju operasi untuk pemulihan diri. Ketika itu tulang belakang Hanna menyatu dengan sebuah batang titanium.
“Ini dapat membuka diskusi yang membahas pemahaman dan pengolahan kondisi medisnya, serta perasaan pribadinya,” kata Cybularz, seperti dilansir dari laman CNN. Keberaniannya yang luar biasa melampaui rasa takutnya dan kepercayaannya kepada saya membuat saya merasa bertanggungjawab.”
Hannah berpakaian longgar untuk menyembunyikan titanium penahan di tubuhnya. Namun, pada akhirnya penyangga tersebut gagal memperbaiki kelengkungan tulang belakang. Punggungnya yang berbentuk huruf S membentuk kelengkungan 70 derajat. Maka diputuskan, tak ada jalan lain selain operasi sebagai satu-satunya pilihan.
Hannah berbagi rahasia tentang kondisi dirinya selama hampir dua bulan menuju pemulihan. Dia terus menulis jurnal sebagai pendamping foto-foto jepretan bibinya. Setelah bertahun-tahun, sekarang akhirnya Hannah sembuh. Dia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah pada musim gugur ini.
 Hannah, Penderita Skoliosis (Julia Cybularz via CNN.com) |
Sekarang, bibinya mengatakan dia telah menjadi dirinya sendiri untuk memasuki babak baru hidupnya. “Ini adalah sebuah proses. Dia sudah begitu lama bersembunyi di balik penyokong tubuhnya,” kata Cybularz.
Sekarang dia memiliki teman-teman baru, serta minat dalam ilmu pengetahuan dan terapi fisik. “Pengalaman ini membentuk dirinya dengan cara yang mendalam.”
Hannah, yang sekarang berusia 13 tahun, juga menginspirasi sang bibi. Bibinya juga memiliki skoliosis yang tidak pernah disembuhkan ketika dia masih kecil.
(win/mer)