Masjid megah dengan tujuh menara di sekelilingnya ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada 1612, ketika Kesultanan Aceh masih berjaya. Masjid ini pun menjadi pusat kegiatan Aceh.
Ketika agresi militer dilancarkan pada 1873, Belanda membumihanguskan masjid ini. Warga Aceh pun murka.
Untuk meredam amarah warga Aceh, Belanda akhirnya membangun kembali masjid tersebut pada 1877. Hingga kini, masjid ini masih menjadi salah satu pusat kegiatan ibadah umat Islam di Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada sepuluh hari terakhir Ramadan, akan ada Syeikh Ali Jaber dari Riyadh yang memimpin salat Tarawih dan Qiyamul Lail (salat Tahajud),” kata Illiza.
Selain itu, masyarakat juga dapat menikmati santapan berbuka di Pasar Aceh yang terletak di belakang Masjid Baiturrahman. "Berbagai kuliner khas Aceh tentunya tersedia di sana," ucap Illiza.