Keharuan di Pemakaman Tama, Kucing Lucu Kepala Stasiun Jepang

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2015 11:35 WIB
Pemakaman Tama pada Minggu (28/6) ditangisi oleh ribuan orang, dia juga diangkat sebagai 'kepala stasiun abadi kehormatan'.
Pemakaman Tama, kucing kepala stasiun di Jepang, dihadiri oleh ribuan orang. (REUTERS/Kyodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tama si kucing kepala stasiun, yang berjuang menghidupkan kembali stasiun kereta api lokal di Jepang, ditangisi oleh sekitar tiga ribu pejabat perusahaan stasiun kereta.

Kucing betina belang tiga itu juga diangkat sebagai dewi di pemakamannya, Minggu (28/6), seperti dilansir dari Japan Today.

Tama diangkat sebagai kepala stasiun di stasiun Kishi, di Distrik Wakayama pada 2007. Dengan mengenakan topi yang dibuat khusus, Tama duduk dengan tenang di gerbang tiket, menyambut dan melihat para penumpang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan cepat, kucing tambun ini menarik hati para wisatawan. Dia pun terkenal di penjuru dunia. Kepopulerannya membawa kontribusi bagi keuangan perusahaan stasiun kereta api lokal di kawasan pedesaan Kinokowa.

Tama, yang berumur 16 tahun pada April kemarin, meninggal karena gagal jantung pada 22 Juni. Saat pemakaman bergaya kepercayaan Shinto pada hari Minggu, di stasiun di mana dia menjabat, Tama dikukuhkan sebagai seorang dewi.

Agama Shinto, yang merupakan kepercayaan asli masyarakat Jepang, memiliki berbagai dewa, termasuk di antaranya hewan. Beberapa potret pada dekorasi altar menampilkan Tama bergaya dengan topi kepala stasiun dan jubah biru kepala stasiun.

Sake, dan juga buah dan sayuran misalnya, semangka, apel, kubis, disajikan untuk kucing betina tersebut. Sebuah gerai di luar stasiun bertumpuk dengan karangan bunga, tuna kaleng, dan hadiah banyak hadiah lain yang ditinggalkan oleh ribuan penggemar Tama. Mereka datang untuk berdoa dari seluruh negeri.

Presiden Kereta Api Listrik Wakayama, Mitsunobu Kojima, mengucapkan terimakasih kepada Tama atas pencapaiannya. Dia juga mengatakan, Tama akan diabadikan di sebuah kuil kucing terdekat pada bulan depan.

Sebelum kedatangan Tama, Jalur lokal Kishigawa nyaris bangkrut. Stasiun itu tak berawak, seperti baru saja kehilangan staf terakhirnya. Kojima mengatakan, penunjukan Tama sebagai kepala stasiun, awalnya sebagai alasan agar kucing tersebut diizinkan untuk berada di stasiun.


“Tapi dia benar-benar melakukan pekerjaannya,” katanya. Sisanya adalah keajaiban. Kisah sukses perusahaan kereta api itu juga memberikan harapan bagi puluhan jalur lokal kereta api kecil yang tengah berjuang di Jepang.

“Tama-chan benar-benar muncul seperti penyelamat, seorang dewi. Dapat bekerja benar-benar kehormatan,” kata Tojima dalam sambutannya. Selama masa jabatannya, Tama telah berkontribusi sekitar Rp 2,3 triliun untuk ekonomi lokal, ujar Kojima melanjutkan.

Kojima bercerita, ketika mengunjungi Tama di sebuah rumah sakit hewan, satu hari sebelum kucing itu meninggal, Tama bangun, coba meraih Kojima dengan tangannya. Seolah memohon untuk dipeluk, dia menatap matanya langsung.

Kojima berkata pada Tama, semoga kucing itu cepat sembuh agar mereka dapat merayakan ulang tahun Tama ke-10 sebagai kepala stasiun. Kucing betina itu menanggapinya dengan berbunyi 'meong'.

Tama adalah nama populer kucing di Jepang. Di Negeri Sakura itu, kucing dianggap sebagai hewan spiritual. Kata 'Tama' bisa diterjemahkan sebagai harta, bola, atau roh. Tama menaiki tangga jabatan, dari kepala stasiun sampai 'ultra-stationmaster', dan wakil presiden perusahaan. Sampai akhirnya, pada Minggu (28/6), Tama menerima gelar tambahan sebagai  'kepala stasiun abadi terhormat'.

Tama akan digantikan oleh kucing berbulu belang lain, Nitama, yang sekarang jabatannya sebagai kepala stasiun magang.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER