Vampir di Dunia Nyata Takut Temui Dokter

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 03:46 WIB
Para vampir khawatir, dokter dan terapis akan salah menafsirkan kebiasaan menelan darah mereka sebagai sebuah stereotipe.
Vampir 'nyata' takut menemui praktisi kesehatan karena khawatir dianggap streotype. (Getty images/ Thinkstock/Ysbrand Cosijn)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak mudah untuk menjadi vampir. Mereka bahkan tidak bisa bertemu dengan dokter atau terapis.

Para vampir ini khawatir, dokter dan terapis akan salah menafsirkan kebiasaan menelan darah, dari donor yang bersedia atau menyerah pada mereka, sebagai sebuah stereotipe, berdasarkan sebuah penelitian.

D.J Williams, direktur pekerjaan sosial di Universitas Negeri Idaho melakukan sebuah penelitian terhadap orang-orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai vampir 'nyata'. Orang-orang ini membutuhkan darah orang lain untuk mendapatkan energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Williams mengatakan, para vampir 'nyata' ini tidak akan mengungkapkan praktik mereka kepada para praktisi kesehatan. Mereka khawatir pengungkapan tersebut dapat berisiko menerima ejekan, jijik, juga kemungkinan diagnosis penyakit mental.


Dilansir dari Reuters, penelitian tersebut diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Critical Social Work, di Canada. Studi ini menemukan, vampir otentik berlawanan dengan 'gaya hidup' vampir, yang digambarkan dengan tokoh berpakaian hitam dengan taring palsu.

Williams telah mempelajari orang-orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai vampir selama hampir satu dekade. Dia menemukan, orang-orang seperti ini ada di setiap sudut kehidupan dan profesi. Dari dokter, pengacara, bahkan pembuat lilin.

“Mereka orang-orang biasa yang sukses,” katanya.

Mereka  tidak menelan darah, kecuali jika mereka merasa sangat lelah. Ini adalah alasan utama para vampir 'nyata' menemukan orang dewasa yang bersedia menjadi korban. Menggunakan pisau, membuat sayatan kecil di daerah dada, para vampir 'nyata' menelan sejumlah kecil darah untuk mengembalikan energi, berdasarkan temuan studi tersebut.

Williams dan beberapa peneliti lain meneliti tanggapan sebelas orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai vampir selama bertahun-tahun. Mereka bisa diandalkan untuk bersikap terbuka dan jujur. Mereka juga mengaku mendapatkan izin dari orang-orang dewasa untuk menelan darah mereka, ujar Williams.

“Komunitas vampir nyata tampaknya mereka adalah salah satu kelompok yang cermat dan beretika,” kata Williams

Tantangannya adalah menemukan dokter yang tidak menghakimi ketika vampir mengungkapkan gaya hidup alternatif mereka tersebut, ujarnya menambahkan.

"Sebagian besar vampir percaya bahwa mereka dilahirkan seperti itu, mereka tidak memilih ini," kata Williams. Populasi vampir secara global diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan, katanya menambahkan.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER