Jakarta, CNN Indonesia -- Normalnya, seseorang akan menghabiskan waktu lebih lama untuk menghirup aroma menyenangkan seperti buket bunga mawar dibanding bau ikan busuk. Dan ternyata, cara anak mengendus aroma yang berbeda bisa menjadi sebuah tes dasar untuk mendeteksi autisme.
The National Autistic Society mengatakan bahwa bau akhirnya bisa menjadi sebuah alat tambahan untuk pengujian pada autisme.
Autisme telah memengaruhi satu dari setiap 160 anak di dunia. Pengidapnya akan mengalami gangguan perilaku, interaksi sosial, dan keterampilan komunikasi. Sayangnya, dibutuhkan waktu sampai anak setidaknya berumur dua tahun sebelum dapat didiagnosis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal semakin dini autisme didiagnosis, anak-anak akan semakin cepat mendapatkan akses untuk berpartisipasi pada pendidikan dan cara berperilaku.
Untuk dapat mendeteksi autisme lebih dini, para peneliti di Israel pun melakukan percobaan ilmiah pada 36 anak, yang dipublikasikan dalam jurnal
Current Biology. Mereka memeriksa anak-anak di Weizmann Institute of Science dalam percobaan penciuman selama 10 menit.
Dua buah tabung dihubungkan ke hidung anak. Sebuah tabung merah mengirimkan aroma wangi dan tak sedap ke hidung anak, sementara tabung hijau mencatat perubahan pada pola pernapasan.
Salah satu peneliti, mahasiswa PhD Liron Rozenkrantz, mengatakan anak-anak secara normal biasanya mengubah kedalaman penciuman saat mereka mengendus sebuah aroma.
"(Tapi) anak-anak dengan autisme tidak menunjukkan modulasi ini sama sekali. Mereka mengendus dengan cara yang sama untuk bau sampo dan ikan busuk. Ini sangat mencolok dan agak mengejutkan," katanya kepada BBC.
Tim peneliti kemudian mengembangkan sebuah program komputer yang bisa mendeteksi autisme pada anak-anak dengan akurasi 81 persen. Mereka juga menemukan, semakin parah gejala autisme, anak-anak akan semakin lama menghirup bau yang tidak sedap.
"Adalah sebuah langkah krusial untuk mendapatkan sebuah diagnosis dengan membuka dukungan layanan penting yang dapat membuat perbedaan besar kepada orang-orang dengan spektrum autisme dan keluarga mereka,” ujar Dr Judith Brown dari National Autistic Society, Inggris.
"Kami percaya bahwa pengembangan sebuah tes diagnostik tunggal dan universal untuk autisme ini memang suatu hal yang tidak mudah. Namun, di masa depan, jika temuan awal ini dikonfirmasi dan sepenuhnya dipahami, perbedaan yang berkaitan dengan proses penciuman mungkin akan menawarkan sebuah alat tambahan untuk proses multi-faceted dalam mendiagnosis autisme."
(mer)