Jakarta, CNN Indonesia -- Para penggemar raungan distorsi kencang dalam musik heavy metal medio 1980-an yang terkesan penuh amarah ternyata lebih bahagia ketimbang pendengar jenis musik lain.
Seperti dilansir NME, hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian bertajuk
The Life Experiences And Mid-Life Functioning Of 1980s Heavy Metal Groupies, Musicians and Fans yang baru saja dilansir jurnal
Self and Identity. Tim penyusun laporan tersebut menghimpun data dari 377 orang yang terdiri dari mantan penggemar, masih menyukai, dan yang sama sekali tidak mendengarkan musik metal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para
metalhead secara signifikan lebih bahagia pada masa mudanya dan mudah menyesuaikan diri dengan era kini dibanding pendengar musik lain. Tak hanya pada masanya, mereka juga lebih bahagia ketimbang pemuda masa kini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam studi ini memang terkuak pula fakta bahwa para penggemar musik metal kerap mengalami trauma terhadap gaya hidup
rock and roll yang identik dengan narkoba dan seks bebas. Namun, identitas dan komunitas
metalhead juga bertindak sebagai faktor pelindung dari efek negatif dunia luar.
"Dukungan sosial adalah faktor perlindungan krusial bagi remaja yang bermasalah. Penggemar dan musisi memiliki rasa kekeluargaan dalam komunitas metal dan mengalami emosi tinggi bersama orang yang sepaham," demikian kutipan laporan tersebut.
Ini bukan studi pertama yang mengungkap sisi positif dari mendengarkan musik keras. Sebelumnya, sebuah studi juga mengungkap bahwa mendengarkan musik ekstrem dapat membawa dampak positif terhadap individu.
Penelitian dari University of Queensland School of Psychology tersebut menunjukkan bahwa mendengarkan musik bising dapat membantu orang memproses amarah dan meningkatkan emosi positif, seperti inspirasi.
Diberitakan Loudwire, 39 responden berusia 13 hingga 34 tahun ikut serta dalam penelitian ini. Para responden diminta untuk melakukan reka ulang situasi yang membuat mereka marah di masa lalu. Saat amarah berkecamuk, mereka bebas memilih untuk mendengarkan musik pilihan sendiri atau duduk diam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat penggemar musik keras mendengarkan lagu kesukaan mereka, amarah tersebut tidak meningkat. Faktanya, tingkat amarah justru menurun dan pada saat bersamaan, beberapa emosi positif meningkat.
"Musik itu tak hanya membantu mereka mengeksplorasi kondisi keseluruhan dari emosi yang mereka rasakan, tapi juga membuat mereka merasa lebih aktif dan terinspirasi," ujar salah satu peneliti, Leah Sharman.
(mer)