Jakarta, CNN Indonesia -- Pasien lansia mungkin bersedia untuk membiarkan anggota keluarga mengakses catatan medis mereka, dan membuat keputusan atas nama mereka. Namun, mereka juga ingin mendapatkan kontrol yang rinci tentang kesehatan mereka, berdasarkan temuan penelitian terbaru.
“Menghormati dan menjaga otonomi orang tua sangat lah penting,” kata penulis penelitan, Bradley Crotty. “Para lansia dan keluarga mereka harus melakukan diskusi yang jujur tentang pilihan untuk berbagi informasi, dan pengambilan keputusan. Lalu membagi percakapan ini dengan penyedia layanan kesehatan.”
Untuk memahami bagaimana pasien di atas usia 75 dan keluarga yang merawat mereka berpikir tentang berbagi informasi medis, Crotty mengadakan
focus group terpisah pada 2013 dan 2014. Ada sekitar 30 orang tua dan 23 pengasuh yang diteliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peserta lansia berasal dari lingkungan perumahan yang berbeda-beda, termasuk para lansia dengan fasilitas keperawatan terampil. Penelitian ini dilakukan oleh Hebrew Senior Life, organisasi kesehatan akademik yang berafiliasi dengan Sekolah Kedokteran Harvard.
Sementara pengasuh yang dimasuksud adalah anak-anak dewasa, pasangan hidup, atau kerabat lain. Mereka tidak harus terkait dengan subjek lansia dalam penelitian ini. Mayoritas peserta penelitian adalah orang kulit putih.
Sebagian besar lansia dan pengasuh dalam penelitian ini adalah perempuan dan memiliki gelar sarjana perguruan tinggi. Sebagian besar pasien usia lanjut berusia lebih dari 81 tahun.
Sepertiga dari mereka, jarang, jika masih dikategorikan pernah, menggunakan internet. Sementara 60 persen dari menggunakan internet setiap hari atau hampir setiap hari, kata para peneliti melaporkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine.
Para pengasuh merasa, mendapatkan informasi kesehatan dapat mengurangi stres mereka. Namun, pasien ingin tetap mengontrol informasi tersebut untuk mengurangi beban penyakit dan masalah mereka kepada anak-anak atau orang yang dicintai.
Selain itu, banyak anggota keluarga berpikir mendapatkan akses ke catatan medis pasien lansia membuat mereka lebih mudah mengoordinasi perawatan, perjanjian medis, dan komunikasi dengan seluruh keluarga. Namun, pasien tampaknya khawatir, akses ini akan menyebabkan kecemasan pada anak-anak mereka.
Para pasien lansia yang lebih mandiri tidak menyukai gagasan hilangnya kendali pengambilan keputusan, dan harus bergantung pada anak-anak mereka. Mereka bersedia berbagi informasi. Namun, enggan menyerahkan kontrol informasi atau pengambilan keputusan, dan bergantung kepada anak-anak mereka.
“Keluwesan adalah kunci dalam berbagi informasi medis pasien lansia. Kita harus menyesuaikan akses berdasarkan pergeseran pilihan individu yang terlibat , perkembangan penyakit pasien, dan tingkat otonomi para orang tua,” kata Pravene Nath, salah seorang penulis penelitian.
"Intinya adalah tidak ada pendekatan tunggal yang bekerja dengan cara sangat umum," kata Nath.
(win/mer)