Atlet Angkat Beban Dunia Mendapatkan Jantung 'Bionik'

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 17:27 WIB
Lelaki 36 tahun, yang tingginya 182 sentimeter dan berat sekitar 200 kilogram itu, mengetahui aortanya membesar saat pemeriksaan kesehatan rutin.
Pedro Mejias, yang tingginya 182 centimeter dan berat sekitar 200 kilogram, mengetahui aortanya membesar saat pemeriksaan kesehatan rutin. (TzTproduction/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Atlet angka beban kelas dunia Pedro Mejias berpikir kariernya akan berakhir. Namun, atlet berbadan raksasa tersebut tetap dapat melanjutkan semangatnya berkat seorang dokter di sebuah rumah sakit di kota New York.

Lelaki 36 tahun, yang tingginya 182 sentimeter dan berat sekitar 200 kilogram, mengetahui aortanya membesar saat pemeriksaan kesehatan rutin. Aorta adalah pembuluh arteri utama yang menghubungkan jantung dengan semua organ utama tubuh (otak, perut, ginjal, dan lain-lain).

“Ahli jantung saya bertanya, jika saya harus berhenti mengangkat beban, apakah saya akan melakukannya,” kata lelaki asal Brooklyn mengingat kembali peristiwa tersebut. Pedro berkata, “Tentu saja saya ingin menyelamatkan hidup saya, tapi akan sangat sulit melepaskannya (angkat beban).”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tampaknya Pedro tidak punya pilihan lain, sampai akhirnya dia menemukan jalan kesembuhannya lewat Dr. Allan Stewart, direktur Center for Aortic Disease, yang juga wakil direktur di bagian jantung Rumah Sakit Mount Sinai. Sepanjang kariernya Allan memang menangani atlet berisiko tinggi.

“Dia datang ke kantor saya, dan seluruh ruangan menjadi gelap. Dia lelaki yang sangat besar, tapi begitu manis dan lembut. Jelas saya sangat terpukul karena mengatakan dia harus berhenti mengangkat beban,” kata Allan.

Namun, hasil tes kesehatan Pedro jelas, bahwa sepanjang lima sentimeter bagian aortanya menggelembung besar, dan hampir rusak. Dengan jumlah ketegangan yang diletakkan di dada dan tubuhnya secara keseluruhan, dia seperti bom waktu, kata Allan.

“Suatu hari, dia hendak mengangkat beban, dan itu (aortanya) akan meledak. Hal tersebut sangat mengerikan.” Tantangan Allan adalah menemukan cara untuk mengakses aorta Pedro tanpa harus membuka dadanya.

Tantangan lainnya adalah untuk menemukan cara memperkuat katup aorta sehingga bisa menahan ketegangan luar biasa akibat gaya hidup Pedro sebagai atlet. “Ketika dokter bilang ada kesempatan untuk sembuh sehingga saya bisa kembali mengangkat beban, saya lebih senang,” kata Pedro.    

Pada Oktober 2014, satu bulan setelah kondisinya pertama terdiagnosis, Pedro dioperasi. “Ketika mengoperasinya karena tubuhnya yang besar saya harus memanjat ke atas bangku,” ujar Allan sambil tertawa, seperti dilansir dari laman NY Daily.

Operasi yang seharusnya tiga jam menjadi lima jam. Alih-alih meretakkan tulang dadanya, Allan membuat sayatan kecil, tapi cukup untuk mengakses aorta. Menggunakan teknik invasif minimal, dia memperkuat katup yang rusak di dalam aorta Pedro, lalu menciptakan aorta baru yang dapat mengangkat tekanan sebesar 700 pon.

Untuk menutup sayatan, Stewart menutup dada Pedro dengan pelat titanium. “Dia seperti manusia bionik sekarang,” kata Allan berguyon. Sekarang Pedro bisa melakukan bench press seberat hampir 272 kilogram, dan berharap dapat memecahkan rekor sebelumnya, 292 kilogram.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER