Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk orang-orang yang kelebihan berat badan dan obesitas dengan masalah ritme jantung, meningkatkan kebugaran kardiovaskular dengan olahraga dapat menghilangkan gejala tersebut, berdasarkan laporan penelitian di Australia baru-baru ini.
Peserta dengan perbaikan kebugaran kardio terbesar akan kurang terbebani oleh gejala aritmia, yang dikenal sebagai atrial fibrilasi, dan lebih mungkin terbebas dari gejala tersebut selama penelitian. Hal ini jika dibandingkan mereka yang melakukan atau tidak melakukan perbaikan kebugaran kecil.
Efek samping latihan kardio, yakni penurunan berat badan, diyakini berkontribusi pada perbaikan gejala ritme jantung, kata peneliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obesitas dapat mengakibatkan masalah dengan irama jantung, ujar Prash Sanders, direktur Pusat Gangguan Irama Jantung di Rumah Sakit Royal Adelaide. Menurutnya, fibrilasi atrium (AF) adalah epidemi yang semakin berkembang.
Ketika fibrilasi atrium terjadi, jantung akan berdetak cepat dan tidak teratur. Kondisi ini dapat mengakibatkan pembentukan pembekuan sehingga menyebabkan masalah dengan aliran darah.
Kondisi ini, yang kadang dikenal sebagai A-Fib atau AF, memengaruhi lebih dari 33 juta orang di seluruh dunia, kata Sanders dan rekan penelitiannya dalam
Journal of American College of Cardiology, seperti dilansir dari laman Reuters.
Penurunan berat badan terbukti membantu mengatasi masalah irama jantung. Para peneliti ingin mengetahui bagaimana kebugaran kardio mungkin dapat menguntungkan orang-orang kelebihan berat badan yang berjuang dengan penyimpangan detak jantung.
Empat tahun setelah awal penelitian, sekitar 308 relawan kelebihan berat badan dan obesitas dengan fibrilasi atrium menjawab kuesioner lengkap. Mereka ditanya, seberapa sering mereka alami penyimpangan detak jantung, berapa lama episode itu berlangsung, dan seberapa parah mereka ketika itu.
Berdasarkan uji coba olahraga pada awal penelitian, 95 orang diklasifikasikan memiliki kebugaran kardio rendah, 134 orang memiliki kebugaran memadai, dan 79 diklasifikasikan dengan kebugaran tinggi.
Jumlah latihan yang bisa dikelola peserta digambarkan dengan satuan Metabolic Equivalent of Task (MET). Contohnya, lima MET adalah beratnya seperti berjalan menaiki tangga. Joging sama dengan sekitar tujuh MET, dan berjalan setara dengan dua sampai tiga MET.
Tim peneliti menentukan program latihan pasien yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik. Lalu, secara bertahap intensitas latihan ditingkatkan.
Di tahun ke empat tahun, tingkat kebugaran mereka ditingkatkan menjadi dua MET atau lebih.
Mereka yang kehilangan berat badan lebih mungkin untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala AF, dibandingkan mereka yang meningkatkan kebugaran kurang dari dua MET atau tidak sama sekali.
(win/mer)