Jakarta, CNN Indonesia -- Para penggemar akupunktur barangkali ada benarnya. Sebab, penelitian menunjukkan bahwa pengobatan jarum ini benar-benar dapat mengurangi rasa sakit.
Sebuah penelitian baru di Amerika Serikat terhadap seni China kuno, yang melibatkan praktik memasukkan jarum tipis di bagian-bagian tubuh, dilaporkan memiliki banyak manfaat. Penulis penelitian, Ladan Eshkevari, mengatakan bahwa penelitian tersebut menunjukkan bagaimana akupunktur dapat mengurangi stres dan rasa sakit, serta potensi depresi.
Eshkevari, peneliti dari Universitas Georgetown di Washington DC itu mengatakan, manfaat akupunktur sudah dikenal oleh orang-orang yang menggunakannya. “Penelitian ini, yang merupakan puncak dari sejumlah penelitian, menunjukkan bagaimana akupunktur bekerja dalam tubuh manusia untuk mengurangi stres dan rasa sakit, dan potensi depresi.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan penelitian ini menjadi pembenaran untuk orang-orang yang menghabiskan uang mereka untuk menghilangkan sakit punggung, pergelangan kaki terkilir, dan rasa nyeri lainnya. Namun, tampaknya penelitian ini akan ditanggapi oleh orang-orang yang mengatakan bahwa manfaat akupunktur berasal dari dalam pikiran.
Para kritikus berpendapat bahwa pasien mendapatkan manfaat dari efek plasebo, di mana perhatian, dan kepercayaan sederhana dari perawatan akupunktur dapat menyebabkan perbaikan dalam kesehatan. Eshkevari melihat pengaruh pemberian teratur akupunktur kepada tikus yang terpapar kedinginan ekstrem.
Hal tersebut dimaksud untuk meniru perubahan biologis yang terjadi pada orang-orang berduka atau mengalami tekanan mental ekstrem dan berkelanjutan lainnya. Selama masa ini, hormon stres yang meningkat, menyebabkan meningkatnya masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi dan depresi.
Beberapa tikus ditusuk jarum pada bagian perut, yang dalam kepercayaan China diyakini memiliki kekuatan penyembuhan yang kuat. Tikus yang lain mendapatkan tusukan jarum di bagian tubuh lain, atau tidak mendapat tusukan jarum sama sekali.
Ternyata, kadar hormon stres hanya menurun pada hewan yang diberikan akupunktur yang tepat, berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal
Endocrinology. Percobaan lebih lanjut juga menunjukkan bahwa tanda-tanda depresi dan kecemasan ditemukan lebih kecil pada tikus yang ditusuk perutnya dengan jarum.
Eshkevari, ahli fisiologi yang mempraktikkan akupunktur, tidak melihat tingkat rasa sakit hewan. Namun, karena rasa sakit dan stres terkait erat, dia percaya rasa nyeri mungkin juga mereda. Itu sebabnya, saat ini dia ingin melakukan percobaan yang sama pada manusia. Tujuannya, untuk membantu tentara dengan gangguan stres pasca-trauma.
(win/mer)