Jakarta, CNN Indonesia -- Menurunkan berat badan bukan perkara mudah. Tak hanya soal perlu tekad yang kuat, ada pula perkara yang kadang bikin orang yang berniat menurunkan berat badan jadi ketakutan.
Selain membuat frustasi sempat diberitakan yo-yo diet tak bagus untuk kesehatan. Yakni anggapan adanya hubungan yo-yo diet dengan kemunculan penyakit kanker. Pada saat yang sama para dokter sepakat bahwa memang obesitas jadi salah satu penyebab kemuculan kanker.
“Pengalaman berat badan turun naik ternyata sangat umum terjadi, tapi belum dengan khusus diteliti. Dan ada banyak mitos tentang fenomena ini,” kata Stevens.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian terbaru yang dilaporkan American Cancer Society membantah mitos itu. Disebutkan tidak ada hubungan antara siklus naik turun berat badan dengan risiko kanker secara keseluruhan. Demikian juga risiko terhadap khususnya 15 jenis kanker spesifik pada pria dan wanita.
“Bagi mereka yang cemas terhadap fluktuasi berat badan dan apa yang mereka maksud tentang risiko kemunculan kanker adalah kesimpulan yang terlalu mudah,” kata Victoria Stevens, kepala peneliti dan direktur strategik di laboratorium American Cancer Society.
“Jadi lebih baik mereka berusaha terus untuk mencoba menurunkan berat badan meski mungkin mereka tak bisa mempertahankannya,” kata Stevens pada Today.
“Lebih penting untuk terus menjalankan dan mencoba, dibanding terus menerus khawatir ada sesuatu yang buruk yang terjadi saat upaya tersebut. Atau bahkan tak mencoba sama sekali untuk menurunkan berat badan.”
Penelitian Stevens diikuti oleh lebih dari 132 ribu pria dan wanita selama 17 tahun. Penelitian ini disebut sebagai studi paling menyeluruh dan besar dari siklus berat badan dan risikonya terhadap kemunculan kanker.
Saat dimulai para partisipan penelitian diminta untuk menjelaskan berapa kali dalam hidup mereka mencoba untuk menurunkan berat badan hingga 4,5 kilogram lalu berat badan mereka naik lagi.
Ternyata kejadian yo-yo diet lumayan besar dan menyebar, tengan 57 persen wanita dan 43 persen pria dilaporkan pernah mengalaminya. Kemunculan kasus kanker kemudian dibandingkan antara mereka yang mengalami yo-yo diet dan yang tidak.
“Kami tetap mengatakan pada mereka yang harus menurunkan berat badan untuk tetap melakukan usahanya. Hanya 20 persen dari orang yang berhasil menurunkan berat badan juga bisa mempertahankannya,” kata Stevens.
“Jadi Anda punya sejumlah besar orang yang berat badannya naik turun. Dan kita perlu sebuah pemahaman akan konsekuensi dari hal tersebut.”
Berdasarkan penelitian tim Stevens, tak ada hubungan antara kemunculan kanker dengan penurunan berat badan. Bukan hanya penelitian ini yang membongkar mitos tentang yo-yo diet.
Sebelumnya pada tahun 2012 ada penelitian yang membuktikan, bahwa naik turun berat badan tak mengacaukan metabolisme Anda kesempatan untuk bisa turun berat badan.
(utw/utw)