Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan hasil penelitian, mengonsumsi roti putih, nasi, dan pasta dapat meningkatkan risiko depresi pada perempuan yang berusia lebih tua.
Namun, makanan yang berasal gandum utuh, makanan berserat, dan sayuran dapat mengurangi risiko tersebut.
Makanan olahan dapat menyebabkan kadar gula meningkat tajam dengan cepat sehingga memicu tubuh untuk memompa hormon insulin yang berfungsi memecah gula. Namun menurut penelitian, proses tersebut dapat menyebabkan gejala depresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Gizi Klinis di Inggris ini dipercaya mampu membuka jalan untuk pengobatan dan pencegahan depresi dengan mengonsumsi nutrisi. Sekitar tiga dari seratus orang di Inggris menderita depresi.
Penelitian yang mencakup data lebih dari 70 ribu perempuan pasca-menopause menemukan hubungan antara konsumsi karbohidrat olahan dan depresi. Saat seseorang mengonsumsi karbohidrat, maka kadar gula darahnya akan naik ke derajat yang berbeda-beda.
Skala indeks glikemik (GI), 1-100, mengukur jumlah gula yang ditemukan dalam darah setelah seseorang makan. Semakin tinggi pengolahan karbohidrat, semakin tinggi pula skor skala GI.
Makanan olahan seperti roti putih, nasi putih, dan pasta dapat memicu respons hormonal dalam tubuh untuk menurunkan kadar gula darah.
Respons tersebut juga menyebabkan bahkan memperburuk perubahan suasana hati, kelelahan, serta gejala-gejala depresi lainnya.
Ada hubungan yang jelas antara nilai GI yang tinggi dan konsumsi gula tambahan dan gandum olahan dengan peningkatan risiko depresi pada perempuan.
Meski demikian, diet tinggi serat, biji-bijian dan sayuran dapat menyebabkan penurunan risiko depresi.
Para ilmuwan mengatakan, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi implikasi potensial terhadap pengobatan dan pencegahan depresi.
Serta melihat apakah efek yang sama juga ditemukan pada kelompok usia lain dan juga pada laki-laki.
(win/win)