Jakarta, CNN Indonesia -- Pengalaman pertama menjadi orang tua seharusnya menjadi salah satu pengalaman paling membahagiakan dalam hidup.
Namun, menurut penelitian di Jerman, setelah kegembiraan awal tersebut, sebagian besar orang tua yang punya anak untuk pertama kali akan mengalami penurunan kepuasan hidup. Akibatnya, kemungkinan mereka memiliki anak kedua akan lebih kecil.
Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa para orang tua baru akan mengalami banyak tekanan. Misalnya, kurang tidur, sedikit waktu membangun hubungan dengan pasangan, dan kekhawatiran keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, para peneliti di Institut Max Plack untuk Penelitian Demografik di Rosctock mengatakan bahwa mereka telah mengukur efeknya dengan menganalisis tanggapan ibu dan ayah dalam sebuah survei nasional.
Dalam penelitian tentang sosial ekonomi Jerman, sekitar 20 ribu orang diminta untuk menilai kepuasan umum kehidupan mereka dari skala satu sampai sepuluh setiap tahunnya.
Mereka menemukan, setelah kenaikan awal kebahagiaan sebelum dan setelah kelahiran anak pertama, orang-orang yang dilaporkan mengalami penurunan kebahagiaan setara dengan rata-rata skala 1,4 unit.
Profesor Mikko Myrskyla dari Institut Max Planck mengatakan, penurunan kebahagiaan tersebut bahkan lebih besar dari laporan dalam penelitian sebelumnya tentang orang-orang yang mengalami pengangguran, perceraian, atau bahkan kehilangan.
Meski demikian, fakta menyebut bahwa di awal peran sebagai orang tua untuk pertama kali, banyak orang melaporkan tingkat kebahagiaan yang tinggi sehingga penurunannya menjadi lebih tajam.
“Ada harapan yang besar, kebahagiaan akan meningkat, dan tingkat kebahagiaan tetap akan berada di atas setelah kelahiran. Tapi untuk sejumlah besar orang tua, ada penurunan kebahagiaan yang dramatis,” kata Mikko. “Mayoritas dari mereka mengalami beberapa tingkat penurunan kebahagiaan.”
Pada orang tua yang kebahagiaannya menurun tiga unit, 58 dari 100 orang yang disurvei melanjutkan untuk memiliki anak kedua dalam waktu sepuluh tahun. Di antara orang-orang yang melapor tidak ada penurunan kebahagiaan, 66 dari 100 orang memiliki anak kedua segera setelah kelahiran anak pertama.
Profesor Mikko mengatakan, keputusan untuk tidak memiliki lebih dari satu anak merupakan kontributor besar terhadap jatuhnya tingkat kelahiran di negara maju. Di Inggris, rata-rata jumlah anak dalam rumah tangga menurun dari dua anak pada 1971 menjadi 1 anak pada 2013.
(win/win)