Jakarta, CNN Indonesia -- Cinta kasih seorang ibu memang tak terbatas. Itu juga yang dirasakan Paula McCammon, seorang ibu tunggal dari putri berusia enam tahun, Emma Rose Joy. Dalam tiga bulan terakhir, McCammon berperang dan berjuang untuk tetap hidup demi anaknya. Namun hebatnya, dia berjuang untuk bisa tetap hidup dengan jantung buatan yang diberi nama Stanley.
McCammon hidup dengan jantung buatan sejak dia berusia 24 tahun. Sebelumnya, dia mengalami banyak masalah dengan jantungnya. Di usia 40 tahun, ia mengalami gagal jantung, dan dia bergantung pada jantung buatan sembari menunggu transplantasi jantung yang cocok untuknya.
Mengutip E Online, situasi seperti ini memang membuat semangat hidup jadi menurun. Namun, dia berhasil untuk tetap berpikir positif. "Saya mencoba untuk melakukan sesuatu yang positif setiap hari. Saya menggunakan Facebook dan Facetime untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setidaknya saya mendapat dua hadiah setiap hari. Teman yang tidak saya temui dalam 20 tahun tiba-tiba muncul dan keluarga saya membawa Emma datang berkunjung setiap dua minggu."
McCammon kini sudah bisa menerima semua hal yang terjadi.
"Ini semua tentang bagaimana Anda bangun di pagi hari dan menerima hal yang terjadi. Tak ada gunanya untuk berpikir negatif. Saya bukan orang yang religius, dan Tuhan tidak akan menyelamatkan saya. Saya mengandalkan diri sendiri untuk menerima apa yang terjadi dan berusaha melaluinya."
McCammon pun bercerita awal mula dia memiliki jantung buatan tersebut. Awalnya dia divonis mengalami mononukleosis dan miokarditis pada usia 16 tahun. Dia juga divonis mengalami kardiomiopati saat baru menjadi seorang mahasiswi. Usia 21 tahun, hidupnya mulai berubah lantaran dokter mengatakan kalau dia harus melakukan transplantasi jantung.
"Saya membutuhkan seorang anak muda dengan jantung yang kecil. Mereka menemukan donor yang cocok. Seorang pria berusia 19 tahun yang mengalami kecelakaan motor," ucapnya.
McCammon menjalani transplantasi jantung pertamanya pada 11 Juni 1999 di University of Washington Medical Center.
"Sejujurnya, saya punya kehidupan normal. Kembali kuliah, sekolah kuliner, dan bekerja pada saat yang bersamaan. Ini adalah pekerjaan pertama saya yang sungguhan."
Meskipun memiliki masalah jantung, namun McCammon bisa melahirkan bayi perempuannya dengan sehat. Saat melahirkan dia berusia 34 tahun. Di tengah kebahagiaannya, bulan Maret lalu, semua kehidupannya berubah jadi sedikit suram.
"University of Washington menolak melakukan transplantasi jantung (lanjutan) karena saya punya masalah aortic aneurysm di jantung. Ini adalah penyakit bawaan. Mereka bilang risikonya akan sangat tinggi. Jadi saya pergi ke Cedars-Sinai di California, di mana banyak orang melakukan prosedur ini di seluruh dunia," ucap McCammon.
Bulan Juni lalu, McCammon mendapatkan sebuah jantung buatan yang sudah disetujui di Eropa, namun tidak di Amerika. Ava Heart Foundation membantu dia untuk mendapatkan jantung buatan ini. Namun, mereka memberikan catatan untuk prosedur transplantasi. Mereka akan memasukkannya dalam daftar asalkan dia memiliki dukungan perawatan setelahnya dan tempat tinggal.
"Semua orang di Marrowstone tahu saya dan kisah saya. Mereka memastikan kehidupan Emma bisa terus berjalan baik sekalipun saya tidak di sampingnya. Tunangan saya, Dave sekarang mengambil alih pengasuhan bersamaan dengan teman dan kakak saya Julie. Saya mendapat banyak dukungan."
Bagi McCamon, Emma adalah seorang anak perempuan yang baik, santai. Namun dia rindu ada di rumah.
Dia mengaku kalau Emma tahu semua kondisi kesehatannya. "Saya punya banyak luka di seluruh dada, jadi dia tahu tentang kesehatan saya. Saya memberitahu semuanya kepada dia, tapi tak mendetail, takut dia jadi ngeri. Dia harus berani jika nanti sesuatu terjadi pada saya."
(chs/mer)