Warga Dunia Hidup Lebih Lama Tapi Penyakitan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 28 Agu 2015 09:59 WIB
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang di seluruh penjuru dunia kini memang hidup lebih lama, tapi mengalami penyakit dan cedera.
Ilustrasi (Getty Images/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir pada setiap ulang tahun, orang berharap untuk memiliki umur panjang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang di seluruh penjuru dunia kini memang hidup lebih lama, tapi mengalami penyakit dan cedera.

Seperti dilansir Reuters, tingkat kesehatan rata-rata meningkat secara global berkat keberhasilan melawan wabah infeksi, seperti HIV/AIDS dan malaria, serta penyakit kehamilan dan anak-anak.

Namun, keberhasilan tersebut tidak diiringi dengan harapan hidup sehat. Orang akan hidup lebih lama dengan penyakit dan disabilitas, menurut analisis yang telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia telah membuat perkembangan baik di dunia kesehatan, tapi sekarang tantangannya adalah berinvestasi untuk menemukan cara lebih efektif untuk mencegah dan mengobati penyebab utama penyakit dan disabilitas," ujar Theo Vos, profesor Institute of Health Metrics and Evaluation dari University of Washington selaku penggagas penelitian.

Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa angka harapan hidup global saat kelahiran untuk kedua jenis kelamin meningkat 6,2 tahun, dari 65,3 pada 1990 menjadi 71,5 pada 2013. Sementara itu, angka harapan hidup sehat saat lahir meningkat 5,4 tahun, dari 56,9 pada 1990 menjadi 62,3 pada 2013.

Angka harapan hidup sehat ini dilihat dari kematian, dampak kondisi non fatal, dan penyakit kronis, seperti jantung dan lambung, serta diabetes. Hal tersebut mengurangi kualitas hidup, meningkatkan biaya, dan menghabiskan sumber daya.

Mayoritas dari 188 negara, perubahan harapan hidup sehat antara 1990 dan 2013 sebenarnya positif dan signifikan. Namun, di banyak tempat sekitar Belize, Botswana, dan Suriah, angka harapan hidup sehat pada 2013 tak jauh berbeda dengan 1990.

Pada beberapa negara lain, termasuk Afrika Selatan, Paraguay, dan Belarus, angka harapan hidup sehat bahkan merosot. Di Lesotho dan Swaziland, kelahiran 2013 diperkirakan hidup sepuluh tahun lebih tidak sehat ketimbang orang yang lahir dua dekade sebelumnya.

Penelitian ini juga menemukan perbedaan drastis antara negara dengan angka harapan hidup sehat tertinggi dan terendah.

Angka harapan hidup sehat orang Nicaragua dan Kamboja melejit sejak 1990 menjadi 14,7 dan 13,9. Namun, angka harapan hidup sehat di Botswana dan Belize justru merosot dua dan 1,3 tahun.

Pada 2013, Jepang menduduki posisi puncak angka harapan hidup sehat tertinggi, yaitu 73,4 tahun, sementara Lesotho menempati daftar terakhir dengan 42 tahun.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER