Jatuh Bangun Dynand Fariz Membangun JFC

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Senin, 31 Agu 2015 21:38 WIB
Kendati sudah disetujui Bupati Jember untuk menggelar karnavalnya, bukan berarti perjalanan Dynand Fariz mulus begitu saja.
Dynand
Jakarta, CNN Indonesia -- Membesarkan Jember Fashion Carnaval (JFC) seperti saat ini bukanlah hal yang mudah. Dynand Fariz sudah membuktikannya. Mulai dari gunjingan orang sampai pelecehan pun sudah pernah ia rasakan.

Kendati sudah mendapatkan persetujuan dari Bupati Jember untuk menggelar karnavalnya sesuai konsep yang dia inginkan, bukan berarti perjalanan Dynand Fariz mulus begitu saja.

Ia mengaku idenya untuk menggelar fesyen karnaval di Jember mendapat tentangan dari banyak pihak. Apalagi citra Jember sebagai kota santri, juga sempat menyandung langkah Dynand untuk mewujudkan mimpinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karnaval kami dinilai kontroversial. Karnaval kami tidak langsung diterima di masyarakat. Waktu itu kami juga disidang anggota dewan (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)," ujar Dynand dengan raut wajah yang mulai berubah sedih.

Dynand bercerita, menjelang pelaksanaan JFC ketiga, ia dipanggil oleh anggota DPRD Jember. Waktu itu, tinggal seminggu lagi pelaksanaan JFC ketiganya, ia diminta untuk menghadap anggota dewan. Saat itu Dynand mengatakan mereka tidak bisa terima JFC terselenggara di Jember.

"Tidak bisa kamu bikin ini di Jember. Kamu merusak anak Jember. JFC adalah budaya luar, bukan budaya Jember. Hentikan," kata Dynand menirukan ucapan anggota dewan sambil menahan emosinya.

Merasa tidak terima dengan pernyataan tersebut, Dynand mempertanyakan apa yang mendasari mereka menentang karnavalnya itu. Anggota dewan itu pun kemudian bicara blak-blakan.

"Pokoknya yang namanya karnaval, semua budaya luar, bukan budaya Indonesia," ujarnya kembali menirukan ucapan anggota dewan tersebut.

Mendengar penolakan dan alasan itu, Dynand meminta waktu kepada anggota dewan untuk menyelenggarakan shownya yang dijadwalkan akan terselenggara seminggu lagi kala itu. Ia beralasan, semua anggota dewan di Jember belum pernah melihat show-nya, sehingga seharusnya mereka belum bisa menilai.

Permintaan Dynand disetujui oleh pimpinan sidang. Lantas, ia pun langsung menyiapkan segala fasilitas untuk menjamu semua anggota dewan.

"Pada saat itu aku pasangin tenda, semua anggota dewan datang dan mereka melihat. Aku juga minta mereka menulis apakah JFC perlu diteruskan atau tidak," kata Dynand.

Perasaan gundah dan khawatir Dynand pun akhirnya terjawab. Saat koran pagi terbit, semua memberitakan kesuksesan JFC. Itulah yang dijadikan dasar Dynand untuk membuktikan apakah acaranya patut diselenggarakan atau tidak.Yang jelas, menurutnya ini sangat luar biasa, dan ia merasa terselamatkan.

Mengalami Pelecehan

Penolakan bukan menjadi satu-satunya batu sandungna Dynand dalam menyelenggarakan JFC. Ia juga sempat mengalami pelecehan ketika menyelenggarakan event andalannya itu.

Pada tahun ketiga pelaksanaan JFC, Dynand merasa bangga. Namanya dielu-elukan oleh banyak orang. Sosoknya banyak ditunggu masyarakat.

Sepanjang 1,8 kilometer parade, banyak orang yang mengajaknya bersalaman. Dynand pun sangat bangga dengan hal itu.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, tiba-tiba Dynand mengalami situasi yang tidak mengenakkan. Ketika membalas uluran tangan untuk bersalaman dari seseorang, tiba-tiba saja ia merasa tangannya ditarik, kemudian ia diludahi.

"Saat aku bersalaman dengan mereka, ada yang bersalaman sama aku dan aku diludahin. Aku tidak tahu aku ini salah apa. Aku tidak mencuri, aku tidak merusak," katanya sambil menitikkan air mata.

Walaupun mendapatkan pelecehan, Dynand tetap berusaha untuk tabah. Ia menganggap hal itu sebagai ujian. Ia sadar kalau apa yang ia lakukan tidak mudah diterima oleh banyak orang begitu saja.

"Mereka mungkin waktu itu belum melihat apa mimpi saya ke depan. Ya, Tuhan, lindungi saya, dukung saya, dan berikan JFC kesempatan untuk terus berkarya. Itu terus doaku," ujar dia.

Doa Dynand pun dikabulkan oleh Tuhan. JFC bisa bertahan hingga penyelengaraannya yang ke-14. Bahkan, Dynand akan membuat JFC akan lebih besar dan lebih besar lagi. Ia akan mengembangkan terus mimpinya itu.

"Aku sekarang ingin menjadikan Jember sebagai asetnya Indonesia. aku ingin Jember menjadi kebanggaan Indonesia. Indonesia layak memimpin karnaval dunia. Indonesia layak bersaing dengan negara karnaval di dunia," kata Dynand.

"Indonesia layak sejajar dengan negara karnaval, Indonesia layak dikunjungi wisatawan di dunia. Indonesia menurut negara heritage, negara kepulauan yang kaya akan budaya dan itu tidak ditemukan di negara lain dan mereka hanya bisa melihat dan mengunjungi Indonesia," ujarnya melanjutkan.

(utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER