Busana Muslim dan Produk Handmade, Modal Indonesia Mendunia

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2015 10:55 WIB
Predikat negara muslim terbesar di dunia merupakan modal besar bagi Indonesia mengembangkan ambisinya jadi pusat fesyen muslim dunia.
Beberapa koleksi Shafira yang mengangkat kain Songket Silungkang, akan diboyong ke New York Couture Fashion Week 2015. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Indonesia untuk mencapai target menjadi kiblat fesyen muslim dunia, dinilai sudah tepat. Predikat negara muslim terbesar di dunia merupakan modal besar bagi Indonesia mengembangkan ambisinya jadi pusat fesyen muslim dunia.

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka 250 juta jiwa, 90 persennya adalah muslim. Tak heran jika Indonesia seharusnya bisa jadi pusat fesyen muslim dunia, karena kebutuhan busana muslim pun tinggi.

Hal ini disampaikan oleh salah satu pendiri Shafira, salah satu brand retail busana muslim terbesar di Indonesia, Gilarsi Wahyu Setiyono. Dengan target pasar yang lebih spesifik ia yakin Indonesia bisa mencapai targetnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mendeklarasikan kiblat fesyen konvensional, pasti kalah sama New York, Milan, Paris. Tapi kalau masuk ke segmen spesifik, Indonesia punya kompetensi yang baik di sini," kata Gilarsi dalam konferensi pers di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (2/9).

Pasar yang lebih spesifik bukan satu-satunya modal Indonesia untuk merebut pasar dunia. Banyaknya produk fesyen hasil kerajinan tangan menambahkan nilai lebih.

Sebab, kata Gilarsi, biasanya sesuatu yang bisa dikomputerisasi harganya bisa menjadi lebih murah. Sementara jika dibuat dengan tangan, akan dinilai sebagai sesuatu yang luar biasa.

"Kalau mengharapkan craftsmanship skill kita masih punya chance jadi winner. Kalau technological skill jelas kita kalah. Itu alasan yang paling besar kenapa kita mendorong Indonesia jadi kiblat fesyen," ujarnya.

Oleh sebab itu, pemilihan busana muslim dengan menggunakan material kain tradisional bisa membuat produk Indonesia lebih berkarakter dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Hal ini pun dipercaya bisa memperbaiki ekonomi bangsa.

Gilarsi mengatakan, nilai penjualan produk fesyen di dunia mencapai US$ 2,2 triliun. Sementara kata dia, pangsa pasar fesyen muslim bisa mencapai 23-24 persen. Jika Indonesia bisa menguasainya tentu akan sangat menguntungkan.

"Nilai ekonomi sedemikian tingginya. Kalau bisa jadi leader, setidaknya kita bisa membawa perbaikan," ujar Gilarsi.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER