Perjuangan Membawa Songket Silungkang ke Panggung New York

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2015 17:05 WIB
Bukan perkara mudah mengolah songket menjadi busana. Karakteristik kain yang tebal jika diaplikasikan dalam busana malah membuatnya menjadi kaku.
Beberapa koleksi Shafira yang mengangkat kain Songket Silungkang, akan diboyong ke New York Couture Fashion Week 2015. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan perkara mudah mengolah songket untuk dijadikan busana. Karakteristik kain songket yang tebal jika diaplikasikan dalam busana malah membuatnya menjadi kaku.

Tak heran jika tim perancang Shafira harus berpikir ekstra untuk menciptakan rancangan terbaiknya menggunakan kain songket Silungkang yang akan dipamerkan dalam ajang New York Couture Fashion Week 2015 pada September ini.
Kesulitan bertambah manakala tim mereka memilih songket hitam untuk diaplikasikan dalam busananya. Pemilihan warna hitam dikarenakan konsep yang akan diusung adalah busana malam yang mewah dengan paduan warna silver dan swarovski.

Ketua tim perancang Shafira Shetyawan mengatakan sangat sulit untuk mendapatkan songket berwarna hitam karena pengrajin hanya memproduksi songket dengan warna cerah, seperti merah dan oranye.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warna hitam ini sangat jarang, makanya pas cari warna hitam itu susah sekali. Kami saja hanya bisa mendapatkan satu potong kain dari satu pengrajin," ujar Shetyawan saat ditemui usai konferensi pers Shafira di Hotel Le Meridien.

Kendati menabrak kebiasaan dengan memesan songket berwarna hitam, Shetyawan mengaku tidak mendapat penolakan dari para pengrajin. Mereka mengaku sudah membicarakan hal ini dengan para pengrajin.

"Kami sudah jelaskan, songket ini akan dijual di Amerika. Jadi tentu mengikuti selera orang Amerika," katanya.

Tim perancang juga harus menunggu satu bulan lamanya untuk mendapatkan kain songket yang mereka inginkan. Itu pun ukurannya sangat kecil. Untuk satu busana saja bisa dibutuhkan dua helai kain songket.

Namun, karena ajang yang diikuti Shafira merupakan fashion show busana couture, kesulitan itu mau tidak mau harus dihadapi agar bisa mendapatkan kualitas yang bagus.

Tantangan berikutnya yang harus dihadapi tim perancang Shafira dalam membuat mahakaryanya adalah teknik mengaplikasikan songket pada busana agar tidak kaku.

Kalau biasanya merancang busana dilakukan dengan menentukan dan menggambar model bajunya terlebih dahulu, Shetyawan mengaku harus membuat pola mengikuti kain yang ia dapatkan dari pengrajin.

Setelah itu, baru bisa ditentukan model busana yang akan dibuat untuk kemudian mengombinasikannya dengan bahan lainnya. Sutra dan sifon pun menjadi pilihan untuk melengkapi tampilan songket dan membuatnya lebih seimbang.

Terpilihnya songket Silungkang oleh Shafira untuk dipamerkan dalam ajang New York Couture Fashion Week 2015 dimulai sejak beberapa bulan lalu. Kala itu Pemilik sekaligus Presiden Komisaris Shafira Corporation Fenny Mustafa mendapatkan tawaran dari Konsulat Jenderal di Amerika untuk mengikuti event tersebut.

"Saat itu saya jawab, saya akan coba persiapkan di Indonesia, apakah bisa atau tidak. Akhirnya kami siap dan pemerintah juga siap untuk mendukung," ujar Fenny.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER