Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap perokok menyadari, kebiasaan tersebut menyebabkan mereka berisiko mengidap penyakit dan kematian dini. Namun, banyak juga perokok yang dapat hidup sampai usia lanjut. Para ilmuwan menemukan, itu mungkin disebabkan faktor genetik mereka.
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), tembakau membunuh hingga setengah dari jumlah penggunanya. Dikatakan, epidemi tembakau merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia yang pernah dihadapi. Setidaknya sekitar enam juta orang terbunuh setiap tahun karena merokok.
Sementara berdasarkan data American Cancer Society, penggunaan tembakau menyumbang setidaknya 30 persen dari semua kematian akibat kanker. Penyebab 87 persen kematian akibat kanker paru-paru pada laki-laki, dan 70 persen kematian akibat kanker paru-paru pada perempuan di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian sebelumnya melaporkan, merokok dapat mempercepat proses penuaan, penyebab penyakit, serta kematian dini. Namun, para peneliti mencatat, tidak semua perokok meninggal lebih awal. Sebagian kecil bertahan sampai usia mereka senja.
Untuk menyelidiki mengapa itu terjadi, mereka mempelajari para perokok yang hidup untuk waktu yang lama. Mereka mengidentifikasi, orang-orang tersebut memiliki varian gen yang memungkinkan mereka menahan kerusakan lingkungan, seperti bahan kimia rokok.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa gen tersebut membantu sel-sel tubuh mempertahankan dan memperbaiki diri, melindungi seseorang dari penuaan, dan kerusakan lingkungan seperti merokok.
“Mereka dapat memperpanjang umur seseorang dengan membantu sel-sel mereka memperbaiki diri,” tambah Morgan. Dia melanjutkan, “Oleh karena itu, meskipun beberapa individu terpapar oleh stres biologis tingkat tinggi, seperti yang ditemukan dalam asap rokok, tubuh mereka mungkin dibentuk dengan lebih baik untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan.”
Gen yang sama mungkin juga penting untuk mencegah kanker. Studi tersebut menemukan, orang-orang yang memiliki gen tersebut dikaitkan dengan kejadian 11 persen lebih rendah dari serangan panyakit kanker. Hasil studi dipublikasikan dalam
The Journals of Gerontology, Series A: Biological Sciences and Medical Sciences. Jauh sebelumnya diberitakan seorang perokok meninggal dunia di usia 102 tahun setelah mengisap 170 ribu rokok. Winnie Langley meninggal pada 17 Agustus 2010. Kebiasaan merokoknya dimulai hanya beberapa hari setelah PD I pecah pada Juni 1914, ketika itu usianya masih tujuh tahun.
Langley, yang hidup lebih lama dari sang suami, Robert, dan anaknya, Donald (72), merokok lima batang sehari sampai tahun 2009. Dia bahkan merayakan ulang tahun ke-100 dengan menyalakan 170 ribu rokok dengan dari lilin kue ulang tahunnya.
(win/mer)