Kesadaran Para Ibu Terhadap Alergi Susu Sapi

Dina Agustina | CNN Indonesia
Minggu, 11 Okt 2015 09:39 WIB
Alergi susu sapi itu sendiri adalah suatu reaksi akibat ketidaktahanan tubuh terhdap satu atau lebih protein susu.
Ilustrasi bocah minum susu (Detikcom Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebutuhan hidup yang meningkat membuat banyak wanita dituntut untuk bekerja. Tapi tak sedikit wanita karier yang melalaikan tanggung jawab sebagai seorang ibu. Salah satunya, memberikan asupan gizi dan nutrisi yang seimbang kepada buah hati, terutama balita.

Susu menjadi faktor penting untuk menstimulasi tumbuh kembang anak secara optimal. Kebanyakan balita sekarang hanya diberi sembarang susu, yang menurut sang ibu, bagus dan pas dalam tampilannya saja tanpa memperhatikan kebutuhan sang anak.

Tak sedikit balita yang alergi terhadap susu sapi. Alergi susu sapi itu sendiri adalah suatu reaksi akibat ketidaktahanan tubuh terhdap satu atau lebih protein susu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diperkirakan, satu dari 25 anak di Indonesia menderita alergi protein susu sapi. Alergi susu sapi itu sendiri disebabkan oleh genetik, gaya hidup, dan lingkungan.

Dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), mengatakan, "Alergi susu sapi pada umumnya dialami anak yang mempunyai bakat alergi yang disebut atopik (turunan), di mana bakat tersebut diturunkan secara genetik oleh salah satu atau kedua orang tuanya.”

Konsultan ahli alergi imunologi dari RSCM ini menambahkan, “Jika orang tua memiliki alergi terhadap suatu makanan, termasuk susu sapi, maka 50 persen kemungkinan si anak memiliki alergi yang sama."

Sebuah survei membuktikan, bahwa alergi susu sapi ditemukan pada balita yang rentang umurnya kurang dari dua tahun dengan angka kejadian (prevalensi) 2-7,5 persen. Hal ini terjadi karena belum matangnya sistem saluran pencernaan sang anak.

Pada umumnya, gejala yang ditimbulkan  dari alergi susu sapi yaitu bentol merah dan gatal, diikuti dengan gejala lainnya  yaitu diare, muntah dan BAB disertai tinja berdarah.

Lain halnya dengan anak usia di atas satu tahun. Tidak hanya bentol merah, saluran pernapasan pun terganggu seperti asma, batuk berulang, ingus encer, dan hidung tersumbat.

Di Indonesia gejala paling umum adalah pada pernapasan yang memiliki persentase sebesar (51,5 persen), pada kulit (48,7 persen) dan sistem pencernaan (39,3 persen).

Banyak orang yang berasumsi bahwa alergi tersebut diidap seumur hidup, namun Dr. Zaki mengatakan, “alergi susu sapi ini akan hilang dengan sendirinya pada usia di atas tiga tahun, karena saluran pencernaan sang anak sudah berfungsi secara optimal.”

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER