Wajib Tahu, Gejala Trombosis Sebelum Berubah Fatal
Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 20:25 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Ilustrasi sel darah merah
Jakarta, CNN Indonesia -- Trombosis atau kondisi pembekuan darah, terbagi menjadi dua, yakni trombosis vena dalam dan emboli paru. Kendati keduanya merupakan bentuk dari vena trombo embolisis, tapi gejala yang dimilikinya berbeda.
Trombosis vena dalam merupakan pembekuan darah yang terjadi pada pembuluh vena dan umumnya berada di kaki. Penyakit yang juga biasanya disebut deep vein thrombosis (DVT) ini biasanya terjadi pada kaki yang tidak sering digerakkan.
Bahkan, dokter ahli penyakit dalam Karmel Lidow Tambunan mengatakan, penyakit ini bisa terjadi jika kaki tidak digerakkan lebih dalam 90 menit. Tak heran jika orang yang sering berpergian ke luar negeri dengan durasi penerbangan berjam-jam rentan menderita penyakit ini. "
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekan sejawat saya, dokter gigi, waktu itu pergi ke Amerika Serikat. Pas berjalan ambil bagasi, dia langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri," kata Karmel dalam diskusi peringatan World Thrombosis Day di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (20/10). "Nah, itu dia kena trombosis karena lama tidak menggerakan kakinya."
Kaki yang tidak digerakkan dalam waktu lebih dari sembilan puluh menit, apalagi sampai empat jam, berisiko memicu kondisi stasis. Pada kondisi ini terjadi gangguan perlambatan aliran darah yang menyebabkan sel darah menggumpal. Kumpulan sel darah inilah yang akhirnya memicu pembekuan darah. Awalnya pembekuan darah ini memang tidak terasa, tapi dalam kondisi tertentu, pembekuan darah ini mulai menimbulkan gejala.
"Rasa tidak enak, berat di kaki. Ada nyeri. Kakinya juga membengkak," ujar Karmel.
Bengkak akibat trombosis juga biasanya hanya satu sisi. Kalau kedua sisi yang bengkak itu banyak kemungkinannya, seperti penyakit kaki gajah.Selain itu, kata Karmel, gaya hidup juga memengaruhi, seperti merokok dan duduk terlalu lama, serta kegemukan atau obesitas. Trombosis juga menyebabkan perubahan warna pada kaki.
"Warna kaki bisa menghitam karena layu, atau memerah dan terasa hangat karena darah berkumpul di situ," kata dia.
Berbeda dengan DVT, emboli paru atau pulmonary embolism (PE) terjadi karena darah yang membeku di pembuluh vena mengalir sampai pembuluh darah jantung atau paru-paru dan memyangkut di paru-paru. Karmel mengatakan hal ini bisa berakibat fatal karena paru-paru bisa layu dan berhenti berfungsi.
"Kalau pembuluh darah besar, tidak tertolong. Kalau darah bekunya di pembuluh darah yang kecil masih ada kemungkinan selamat 50 persen," kata Karmel. Beberapa gejala yang dirasakan ketika trombosis berada di paru antara lain sesak napas dan nyeri dada. Karmel juga menambahkan, sering kali sesak dan nyeri dada disertai dengan batuk darah dan denyut jantung yang cepat. Badan pun jadi terasa lemas. (les/les)