Jakarta, CNN Indonesia -- Tradisi memberikan tip di restoran-restoran di New York telah ada bahkan sebelum Patung Liberty berdiri. Tip juga kerap menjadi tren sosial bagi seluruh orang di Amerika Serikat.
Namun, sekarang tradisi memberikan uang jasa ini tampaknya akan segera hilang. Pengusaha Danny Meyer, pemilik restoran Shake Shack yang merupakan tempat favorit para turis, menetapkan pemberian tip sebagai bentuk gratifikasi.
Meyer mengatakan, dia akan menghilangkan tradisi pemberian tip di 13 restorannya di New York. Selain itu, Meyer juga akan meningkatkan upah dasar untuk para koki dan pelayan dengan menaikkan harga dasar makanan dan minuman di restorannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gratifikasi berupa tip ini, menghasilkan puluhan miliar dolar per tahun untuk para pelayan. Namun, karyawan restoran lainnya, termasuk chef dan pekerja dapur, tidak mendapat bagian dari gratifikasi tersebut. Di sisi lain, tradisi memberikan tip, dipandang Meyer sebagai bentuk ketidakadilan terhadap seluruh pekerja restoran selain pelayan.
Sayangnya, saking mengakarnya, praktik ini sulit lenyap dalam satu malam.
Seperti dilaporkan oleh Reuters, beberapa restoran di New York telah menghentikan praktik pemberian tip. Yang lain memberikan kebijaksanaan pemberian tip dengan menyertakan tip dasar pada cek. Namun, memberikan tip atas jasa yang diterima konsumen masih dipraktikkan secara luas di Amerika Serikat.
Para ahli mengatakan bahwa langkah yang dilakukan Meyer membuat industri restoran berpikir ulang tentang praktik yang sudah menjadi tradisi ini.
“Dia mengambil langkah pertama, langkah yang sangat nyata ke arah penghentian gratifikasi dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil bagi karyawan restoran,” kata Cydna Bougae, dosen di Universitas Perhotelan dan Pariwisata Tisch Center, New York.
Kendati demikian, menurut Cydna perlu waktu lama untuk menerapkannya pada industri besar seperti restoran.
Meyer menggambarkan kebijakan barunya itu sebagai bagian dari gerakan nasional yang tengah berkembang. Gerakan tersebut menuntut upah minimal per jam sebesar US$15 atau sekitar Rp204 ribu untuk para pekerja di restoran cepat saji dan bisnis jasa lainnya.
Di lain pihak, Asosiasi Restoran Nasional Amerika Serikat, menentang prakarsa upah minumum US$15 per jam bagi para karyawan, karena dianggap bisa mencekik para pengusaha. Mereka mengatakan bahwa restoran harus memutuskan kebijakan tip mereka sendiri, ketimbang mengikuti langkah Meyer.
(win/utw)