Saat Ibu 'Curhat' Soal Membesarkan Anak

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2015 18:05 WIB
Sebagian dari kita kerap mengkritik perempuan lain dalam mengasuh anak mereka. Tanpa disadari hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka.
(Thinkstock/Fuse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Membesarkan anak bukan pekerjaan mudah.  Berdasarkan sebuah video dokumenter berjudul 'The#EndMommyWars Film', 95 persen ibu mengungkapkan bahwa mereka merasa dihakimi atas pilihan membesarkan anak.

Sebuah film dokumenter pendek, dari sebuah produk susu, memperlihatkan tujuh orang ibu yang bercerita tentang pengalaman mereka dihakimi oleh orang lain, dan mengakui bahwa mereka juga menghakimi para ibu yang lain.

Di akhir klip berdurasi tujuh menit tersebut, para ibu saling bertemu, dan mengakui prasangka mereka tentang sesama ibu. Video dibuka dengan kisah Ada. Ibu dua anak tersebut mengungkapkan, sebelum dia memiliki anak, dia terus-menerus menilai keterampilan para ibu mengasuh anak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya adalah orang yang melayangkan wajah tak senang kepada para ibu dengan bayi menangis. Saya bahkan akan mengatakan hal-hal seperti, 'wow mereka harus mengontrol anak-anak mereka'.

Ada juga bercerita tentang sulitnya menjadi seorang ibu bekerja, terutama di kantor yang seluruhnya laki-laki. Dia harus bersembunyi di balik papan tulis untuk memerah Air Susu Ibu (ASI) untuk bayinya.

Selanjutnya kisah dari Leslie yang merasa malu ketika mengetahui bahwa tubuhnya tidak menghasilkan ASI yang cukup untuk menyusui bayi kembarnya. “Saya sangat kritis terhadap diri sendiri. Saya masih percaya bahwa saya bisa melakukan ini dengan lebih baik,” akunya.

Sementara itu Shyrelle, yang merupakan orang tua tunggal, mengatakan bahwa dia terus dihakimi karena memiliki bayi tanpa menikah.

“Ketika saya hamil, saya menyadari bahwa orang-orang akan melihat perut saya, kemudian melihat jari manis saya. Karena mereka menduga bahwa perempuan hamil harus menikah,” ujarnya.

Ibu muda itu lalu menangis, lalu terlihat mengantarkan anaknya ke tempat penitipan anak agar dia bisa berangkat bekerja.

“Tidak ada yang akan bisa membayar tagihan jika saya harus tinggal di rumah. Jika saya tidak bekerja adalah sesuatu yang bisa saya lakukan, saya benar-benar akan melakukannya. Saya akan tinggal di rumah dengan putri saya,” ucapnya sambil meneteskan air mata.

Elizabeth, seorang dokter anak, mengungkapkan, dia dihakimi karena memiliki dua anak di bawah usia dua tahun di saat bersamaan. “Orang-orang bertanya kepada saya, apakah anak kedua saya direncanakan,” kata dia.

Elizabeth berkata, ketika diucapkan oleh orang yang benar-benar asing, pertanyaan tentang kehidupan seks dia dan sang suami akan terasa tidak nyaman. Di akhir klip, para ibu terlihat duduk di sebuah ruangan dengan bayi mereka, dan mengakui prasangka mereka terhadap satu sama lain.

Film dokumenter ini merupakan bagian dari kampanye sebuah produk susu yang bertujuan menyatukan persaudaraan para ibu. Video ini telah dilihat hampir 1,2 juta kali sejak diunggah ke Youtube pada 22 Oktober 2015.

[Gambas:Youtube]

(win/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER