Terlalu Berkiblat ke Barat Bikin Indonesia Jadi Terasing

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Nov 2015 10:06 WIB
Bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Sayang, bahasa indonesia seperti perlahan menghilang dari pendengaran kita.
ilustrasi (morgueFile/cohdra)
Ubud, CNN Indonesia -- Sejak dahulu, Indonesia masih mengisap xenomania. Xenomania adalah suatu kondisi di mana orang tergila-gila pada segala sesuatu yang asing, termasuk bahasa sampai kebudayaan asing. Fenomena itu pun dirasakan pengamat budaya Perancis yang kini tinggal di Indonesia, Jean Couteau. Bahkan para intelektual pun banyak mengutip pemikir Perancis.

"Itu penyakit Indonesia," kata Jean saat berbincang dengan CNN Indonesia di Ubud, Bali, beberapa waktu lalu. Tulisan-tulisan yang terlalu berkiblat ke Barat, menurutnya bagus tapi belum tentu dibaca orang Indonesia sendiri. Sebab, konteks lokasi dan sejarahnya saja berbeda.

Elite Indonesia yang terlalu Barat, kata Jean, akan terasing dari negerinya sendiri, terutama dari lapisan bawah. "Itu tidak sehat," ujarnya menegaskan. Jean mencontohkan, orang Indonesia yang berbicara sesamanya dengan bahasa asing, bukan bahasa Ibu alias bahasa Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku sering menemuinya pada kelompok anak muda di Jakarta.

"Jangan lupa apa yang dulu terjadi di Rusia. Elite-elite Rusia 100 tahun lalu bicara satu sama lain dengan bahasa Perancis. Mereka jadi terasing di negerinya sendiri," ujar Jean lagi. Biasanya, tujuan awalnya hanya karena tidak mau dianggap "kampung." Mereka akhirnya sibuk membangun eksklusivitas diri. Jarak sosial yang lebar pun tercipta.

Berkebalikan dengan para elitis itu, Jean justru termasuk orang asing yang mencintai budaya Indonesia. Ia menulis beberapa buku tentang budaya Bali. Bahasa Indonesianya pun lancar. "Belajar budaya asing itu normal, tapi harus tetap seimbang," tuturnya memberi saran.

Ia sendiri kelamaan merasa terasing pula dari negerinya. "Karena saya jarang ke sana," katanya. Jean telah berpuluh tahun hidup di Indonesia.

Terlepas dari itu, Jean menyarankan jika ingin budaya Indonesia tetap lestari, hendaknya dihargai dari level atau skala terkecil seperti penggunaan bahasa. Selama ini, menurutnya kebudayaan Indonesia cuma dijadikan alat nasionalisme.

"Langkah konkret untuk melindunginya tidak ada. Kecuali untuk mengangkat nama Indonesia di forum internasional. Kalau begitu, ya untuk kebanggaan saja," kata Jean. (rsa/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER