Jakarta, CNN Indonesia -- Depresi bisa menyerang siapa saja. Penyebabnya juga bisa sangat beragam. Bahkan pada sebagian orang, cuaca buruk juga bisa menjadi sebab munculnya depresi.
Selain cuaca buruk uniknya ada beberapa hal lain mungkin sekilas tampak aneh, tapi ternyata bisa memicu depresi juga. Misalnya gaya hidup.
“Depresi bisa dipicu banyak hal. Bisa sesuatu yang sangat ringan hingga orang yang terserang bisa tetap berfungsi, ada pula penyebab yang berat dan melemahkan,” kata Josie Znidasic, dokter keluarga dari Cleveland Clinic pada Huffington Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini bisa menyerang siapa saja …. Tak harus selalu trauma dalam hidup yang kemudian memicu depresi. Bisa saja penyebabnya adalah sesuatu yang bisa menghilang begitu saja begitu Anda mengabaikannya.”
Tentu saja ada kondisi kesehatan mendtal yang tidak disebabka oleh situsi eksternal. Pada beberapa orang kimiawi di otak, hormon dan genetik yang diturunkan dalam keluarga bisa jadi faktor besar pula. Namun pemicu dari luarpun bisa berkontribusi pada perkembangan kesehatan mental. Berikut beberapa faktor pemicu depresi yang tidak biasa :
1. Penyakit kronis.Menghadapu penyakit kronis bukan hanya menantang fisik, tapi juga emosional. Orang yang mengidap penyakit kronis seperti jantung, diabetes, kanker lebih mungkin mengalami depresi pula menurut Badan Pengandalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Penting dicatat bahwa para ilmuwan belum menentukan mana yang jadi sebab dan mana akibat. Penyakit kronis menyebabkan depresi, atau depresi yang memicu penyakit kronis.
Namun para ahli meyakinkan ada banyak cara spesifik untuk mengendalikan masalah kesehatan mental ini sembari menangani masalah penyakit kronis.
2. MerokokBanyak perokok yang yakin ketika galau menyerang cara ternikmat menyelesaikannya adalah dengan merokok. Benarkah?
Sebuah studi tahun ini di Inggris menemukan bahwa para perokok justru cenderung lebih mudah terserang kecemasan dan depresi dibanding non-perokok. Sebagai tambahan, penelitian itu menemukan bahwa sumber kecemasan perokok adalah karena perasaan ‘ketagihan’ saat selesai merokok yang sering tak disadari.
“Rasa ‘ringan’ yang muncul saat merokok tidak bermanfaat kecuali hanya merusakkan tubuh Anda,” kata Michael Roizen dari Cleveland Clinic. “Jika Anda ingin menemukan rasa ringan yang sama tanpa efek merusakan dan memicu penyakit? Cobalah menemukannya dalam renjana akan sesuatu yang Anda cintai, olahraga, berbincang dengan teman, memasak. Hal itu akan membantu terutama dalam hal depresi.”
3. Penggunaan media sosial yang berlebihan.Media sosial sebenarnya hanya menggambarkan hanya sedikit sekali tentang diri seseorang. Malah kadang sama sekali tak menggambarkan kepribadian seseorang dalam realitas. Herannya tak sedikit orang yang kecanduan dengan media sosial.
Ini adalah proses alam bawah sadar yang disebut para peneliti sebagai “perbandingan sosial” dan ini bisa memicu perasaan depresi pula menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Social and Clinical Psychology.
4. Tetangga AndaDengan siapa Anda bertetangga akan sangat menentukan kesehatan mental Anda. Peneliti menemukan bahwa orang yang tinggal di daerah yang padat lebih mungkin mengalami masalah mental — terutama depresi — demikian dilaporkan Scientific American. Meski penjelasannya diakui para ahli bisa sangat rumit, mereka berteori bahwa menghabiskan waktu lebih banyak di alam bebas bisa menjadi pengobatnya.
5. DietKesehatan fisik dan mental kita sangat mungkin berhubungan dengan apa yang kita konsumsi. Penelitian dari Mayo Clinic menyimpulkan orang yang punya pola makan buruk — seperti banyak makan makanan yang diproses daging, gula dan lemak — juga lebih mungkin mengalami gejala-gejala depresi.
Pada 2008, analisis yang dipublikasikan di Indian Journal Psychology menyebutkan bahwa “nutrisi memainkan peran penting dalam durasi dan kadar depresi seseorang. “
Tentu saja ini sifatnya klinis. Karena depresi juga bisa mengakibatkan perubahan seleraa makan, kadang membuat orang sulit makan hingga tidak ada asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Para ahli mengatakan bahwa hubungan pola makan dan depresi ini sangat rumit, tapi ini adalah salah satu yang bisa diwaspadai saat Anda ingin menjaga suasana hati Anda.
6. Terlalu banyak duduk.Resep sehat fisik dan mental bukan hanya perkara apa yang Anda makan, tapi juga seberapa banyak aktivitas yang Anda lakukan. Penelitian menunjukkan olahraga bisa memperbaiki suasana hati manusia. Tapi tak hanya itu, karena ternyata sebaliknya, kurang bergerak juga berhubungan dengan beberap gejala depresi. Jadi bangkitlah dari bangku Anda dan mulailah bergerak.
7. Kurang tidurKurang tidur memang bisa memicu depresi. Jika Anda tak memprioritaskan kebutuhan ini, Anda bukan hanya berisiko terserang penyakit kronis seperti penyakit jantung, tapi juga kondisi emosional. Penelitian menunjukkan kekurangan tidur yang sangat bisa mengubah suasana hati. Depresi juga bisa berdampak pada pola tidur yang tak nyenyak sehingga muncul siklus semacam lingkaran setan.
8. Peradangan otakRiset yang sedang dikembangkan menemukan bahwa gejala depresi mungkin berasal dari neuroinflamasi atau peradangan pada susunan saraf. Atau respon natural dari otak untuk melindungi dirinya sendiri.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry menemukan peradangan otak ternyata 30 persen lebih tinggi pada pasien depresi. Ini mungkin kabar baik ketika bicara soal stigma. Dengan demikian salah paham soal depresi yang dianggap kesalahan pengidap yang tak bisa mengendalikan diri bisa diluruskan.
9. Tidak mendahulukan kebutuhan Anda.Jika Anda orang yang terlalu memprioritaskan orang lain dan mengabaikan kebutuhan Anda sendiri, itu akan jadi pemicu depresi. “Sering orang tak memberi kesempatan pada diri untuk mengurus diri mereka sendiri,” kata Znidarsic. “Jika mereka tak punya kemampuan untuk mengatakan tidak dengan tepat pada orang lain, itu akan membuat mereka merasa depresi.”
Jika Anda merasa mungkin mengalami depresi, jangan berhenti berharap dulu, kata Znidarsic. Selalu ada cara untuk memanage hal itu dengan menata ulang pikiran Anda. Karena tiap manusia berhak untuk hidup sehat.
(utw/utw)