Tujuh Pertimbangan Utama Sebelum Membangun Rooftop Bar

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2015 11:24 WIB
Arsitek Fathony Muchtar mengatakan desain rooftop bar atau restoran, harus disesuaikan dengan struktur bangunan secara keseluruhan.
Suasana di restoran Hause Rooftop, Kuningan. (CNN Indonesia/christina andhika setyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi lahan yang terbatas mungkin menjadi salah satu alasan rooftop bar dan restoran bisa hadir di sebuah bangunan. Apalagi jika suasana sekeliling tidak menunjang dan tidak menarik kehadiran bar dan restoran. Memindahkan posisi ke atas bisa menjadi solusi jitu.  

Ketika posisi dipindahkan, orientasi pemandangan pun akan berbeda. Yang tadinya tidak menarik, bisa lebih menarik lagi karena ada tambahan pemandangan yang tentunya cakupannya bisa lebih lebar.  

Saat posisi sudah dipilih, pemilihan desain yang tepat pun harus dilakukan. Dengan kata lain, tidak boleh sembarangan atau sesuka hati. Ada beberapa pertimbangan juga yang harus diperhatikan agar desain yang diterapkan bisa berfungsi maksimal.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsitek Fathony Muchtar mengatakan desain rooftop harus disesuaikan dengan struktur bangunan secara keseluruhan. Sehingga jika dihuni oleh beban tertentu, tidak mungkin ambruk begitu saja.  Apalagi jika ingin menambahkan jacuzzi atau kolam renang. Harus ada perhitungan yang matang karena beban yang ditopang tak hanya beban manusia, tapi juga air.  

"Harus diperhatikan juga terpaan angin karena kalau di atas anginnya lebih besar. Itu harus dipertimbangkan lebih dini," kata  Fathony kepada CNN Indonesia saat ditemui di kantornya di Jakarta, belum lama ini.

Oleh sebab itu, komponen yang harus dipakai untuk furnitur pada rooftop bar dan restoran juga harus memperhatikan aspek angin ini. Atau jika ingin mengurangi terpaan angin, bisa menambahkan kisi-kisi atau sekat, sampai dinding.  

"Perhatikan anginnya, kalau posisinya terlau tinggi tidak bisa memasang tanaman yang punya dahan tinggi atau lebar," kata dia.  

Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam mendesain rooftop bar dan restoran adalah potensi lingkungan sekitar. Sebab, pemandangan sekitar merupakan 'jualan' utama.  

"Potensi bangunan di sampingnya juga harus diperhatikan, potensi lingkungan di sekelilingnya, kalau ada bangunan yang tidak menarik di sampingnya, harus pandai mengarahkan orientasi pemandangan ke arah lain," ujar Fathony.  "Jadi, area yang kurang menarik untuk bar, selebihnya bisa untuk melihat pemandangan." 

Fathony mengatakan, mendirikan rooftop bar dan restoran di Jakarta punya tantangan tersendiri dibandingkan dengan daerah lainnya. Sebab, Jakarta memiliki pemandangan yang terbatas dan tidak banyak menjual panorama menarik. Paling-paling hanya lansekap perkotaan saja.  Cuacanya pun tak menentu. Sebentar panas, sebentar hujan. Panas yang panjang atau hujan yang terus turun setiap hari.  

Direktur PT JOSO itu pun berujar sekarang desainer interior harus pandai-pandai menyiasati rintangan-rintangan tersebut untuk merancang rooftop bar dan restoran di ketinggian.  

"Malam hari butuh cahaya bintang, di siang hari tidak mau kepanasan mungkin bisa pakai tenda yang bisa dibuka tutup. Kalau menghendaki tertutup, pencahayaan harus lebih menarik," ujar Fathony.  

Untuk konsep desain, sang pemilik bisa memilih konsep apapun yang ia inginkan. Justru kata Fathony, rooftop bar dan restoran bisa lebih dikreasikan.  Bisa menaruh banyak tanaman untuk membuat suasana rimbun dan segar, bisa menerapkan konsep gaya barat, konsep rustic, sampai konsep klasik pun bisa.   (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER