Warga Papua Galakkan Aksi Tak BAB Sembarangan

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 18 Nov 2015 16:52 WIB
Sebanyak enam kabupaten di Papua melakukan deklarasi dan berkomitmen penuh untuk menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
ilustrasi toilet (Thinkstock/Jupiterimages)
Biak, Papua, CNN Indonesia -- Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) digalakkan sampai ke Indonesia Timur. Hal ini dilakukan untuk membantu mewujudkan kebersihan dan kesehatan masyarakat sekitar dan menekan angka kematian karena penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kotor.

Sebanyak enam kabupaten di Papua melakukan deklarasi dan berkomitmen penuh untuk menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) demi mewujudkan kualitas sanitasi, kebersihan, dan kesehatan yang lebih baik. Keenam daerah itu mencakup Kabupaten Biak, Jayapura, Jayawijaya, Merauke, Sapiori, dan Keerom.

STBM ini dilakukan langsung oleh masyarakat Papua dengan dibantu oleh beberapa organisasi seperti UNICEF, Simavi, Rumsram, dan Wahana Visi Indonesia, juga Dinas Kesehatan setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

STBM sendiri merupakan pendekatan untuk membiasakan perilaku higienis melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku yang tidak bersih.

Demi mencapai tujuan tersebut, masyarakat diharapkan memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari BABS, menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman, mencuci tangan dengan sabun, dan melakukan pengelolaan limbah serta sampah yang benar.

Dalam skala nasional, berdasarkan laporan Levels & Trends in Child Mortality 2014 yang dihimpun oleh PBB, Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka BABS terbesar kedua di dunia, yaitu 51 juta orang, atau seperlima dari total populasi. Dari data tersebut, dua pertiganya tinggal di pedalaman.

Data ini pula mengungkapkan bahwa setiap jamnya ada 15-22 anak yang meninggal dunia karena diare dan pneumonia. Padahal sebenarnya kedua penyakit ini bisa dicegah dengan sanitasi yang baik dan menjaga kebersihan lingkungan.

Lima pilar STBM

Ada lima pilar yang harus dilaksanakan masyarakat untuk memenuhi program STBM. Pilar pertama yaitu setop buang air besar sembarangan, pilar kedua adalah mencuci tangan pakai sabun, dan pilar ketiga adalah mengelola air minum dan makanan secara bersih dan sehat. Sementara pilar keempat yang harus dillakukan adalah menangani sampah rumah tangga masing-masing dengan baik. Pilar terakhir yang dilakukan adalah menyalurkan air pembuangan rumah tangga ke tempat yang seharusnya.

"Kampung yang sudah mendeklarasikan pilar pertama, yaitu setop buang air besar sembarangan sebanyak 78 kampung," kata Perwakilan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL), Beeri Wopari dalam laporannya yang disampaikan di acara Deklarasi STBM Tingkat Provinsi Papua di Kampung Komboi Distrik Warsa, Rabu (18/11). Sementara untuk pilar lainnya masih akan terus digalakkan.

Beeri mengatakan ada beberapa hal yang menjadi penyebab masyarakat Papua BABS. Mulai dari kebiasaan, sampai fasilitas yang tidak memadai menjadi penyebabnya.

"Data menunjukkan sekitar 60,7 persen pelaku BABS karena alasan sudah biasa. Alasan lainnya tidak memiliki WC," kata Beeri.

Tapi, kini kondisi tersebut mulai membaik. Warga sudah mulai buang air besar ke tempat yang sudah disediakan. Meskipun masih ada yang menggunakannya secaa kolektif, satu jamban untuk dua keluarga atau lebih.

Sejak dimulai pertama kali sekitar 2011 lalu di Papua, progam yang digagas Kementerian Kesehatan ini berhasil mengurangi angka orang yang buang air besar sembarangan (BABS) yang selama ini banyak dilakukan masyarakat Papua. Bahkan di beberapa daerah dinyatakan bebas dari perilaku BABS.

Meski sudah berhasil menekan angka orang yang buang air besar sembarangan, namun hal ini belum didukung oleh adanya sanitasi rumah tangga yang baik.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai mengatakan, berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) Papua tahun 2013 persentase sanitasi rumah tangga yang baik di Papua baru mencapai 29,74 persen.

"Ini berarti Provinsi Papua berada di posisi terbawah dari 34 provinsi di Indonesia.  Apabila menerapkan STBM posisinya pasti akan meningkat drastis menjadi lebih baik," ujar Aloysius dalam sambutannya.

Tak hanya itu, pilar lainnya juga berangsur-angsur mulai dilakukan. Seperti mencuci tangan dengan sabun. Bahkan di sekolah-sekolah pun, ada fasilitas khusus untuk mencuci tangan walaupun berbentuk sangat sederhana yaitu dari galon yang dilubangi.

(chs/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER