Jakarta, CNN Indonesia -- Anak-anak memiliki kebiasaan mengelap ingus di baju mereka. Meski sah-sah saja karena dilakukan oleh anak-anak, tak sedikit orang dewasa yang merasa itu menjijikkan.
Melihat kebiasan anak tersebut, kini ada sebuah terobosan yang memungkinkan anak mengelap ingus di lengan baju tanpa membuat perilaku tersebut terlihat menjijikkan.
Stan Bratskeir, seorang kakek dari Long Island, Amerika Serikat, menemukan ide cemerlang menciptakan tisu kebersihan untuk dikenakan di lengan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ide itu tercetus setelah melihat cucu saya yang berusia tujuh tahun duduk di sofa dan saya melihatnya mengelap hidup dengan lengan baju,” kata Bratskeir. “Itu dua tahun yang lalu. Saya bilang, Chase, tahu tidak apa yang kamu butuhkan? Kamu perlu Sneeve. Itu adalah singkatan dari 'sleeve' (lengan baju) dan 'sneeze' (bersin).
Bratskeir adalah seorang eksekutif pemasaran yang bekerja mempromosikan ide-ide orang lain. Dia merancang penemuan pertamanya. Dia terdorong keluhan sang putri, ibu Chase, soal mencuci baju cucunya yang selalu kotor di lengan baju.
“Setiap tahun Chase terserang pilek, dan bajunya selalu jadi lap ingus,” kata dia.
Bratskeir dan putrinya lalu mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Tepatnya, bagaimana Sneeve bisa terus melekat terus pada baju anak.
 The Sneeve, inovasi baru lap ingus bagi anak. (Dok. The Sneeve) |
Dirancang pas dipakai di lengan baju, produk tersebut berdaya serap tinggi dan tidak merembes ke kulit di bawahnya. Produk ini dibuat dari tekstil sintesis dan dirancang untuk hanya satu kali pakai dalam satu hari kemudian dibuang.
“Produk ini bersifat antimikroba dan sudah disetujui oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS," ujar Bratskeir.
Sneeve dibuat untuk anak-anak berusia tiga sampai delapan tahun. Produk tisu kebersihan ini akan dijual di toko-toko obat di AS awal tahun depan. Britskeir masih merahasiakan toko obat yang akan menjual produk ciptaannya. Namun, benda ini sudah dijual lewat website thesneeve.com dengan harga US$6.99 atau Rp95 ribu setiap tujuh buah.
Dengan adanya tisu ini, anak-anak diinstruksikan agar batuk dan bersin di lekukan lengan mereka, yang disebut sebagai 'saku batuk'. Hal ini guna menghindari kebiasaan bersin tanpa menutup hidung dan mulut, atau bersin menggunakan tangan yang kemudian berpotensi menyentuh permukaan lain.
Badan pencegahan dan pengontrol penyakit di AS (CDC) mempopulerkan bersin di lekukan tangan untuk menghindari penyebaran kuman. Cara tersebut populer pada 1994. Untuk menguji Sneeve, Bratskeir membawa benda tersebut ke anak-anak prasekolah dan guru-guru, mereka tak sabar untuk membelinya dalam jumlah besar.
“Reaksi para ibu adalah, kenapa kami tidak memikirkan ini,” katanya.
(win/les)