Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda mengira karena tergolong makanan sehat, maka tomat bisa dikonsumsi semua orang bisa jadi Anda keliru. Karena berdasarkan penelitian terbaru ternyata tak semua makanan sehat bisa berdampak baik bagi semua orang.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa kesuksesan orang melakuan diet untuk menurunkan berat badan bisa jadi akan sangat beragam, karena cara berbeda masing-masing tubuh orang untuk mencerna makanan.
Tak ada seorangpun yang bisa sama persis responnya dalam mencerna makanan yan sama karena jenis bakteria dalam pencernaannya pun berbeda. Demikian hasil penelitian dari Weizman Institut di Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip dari Independent, penelitian itu melibatkan 8 ribu orang yang selama beberapa waktu diberikan sarapan yang terstandar berisi 50 gram karbohidrat selama sepekan untuk melihat dampaknya pada gula darah mereka.
Orang yang punya kadar gula darah yang berbeda akan merespon makanan yang sama sekalipun dengan cara yang berbeda. Ini menyanggah klaim bahwa jenis-jenis makanan yang sehat pasti sehat pula untuk semua orang.
Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini bisa menjelaskan mengapa upaya penurunan berat badan bisa berhasil untuk orang-orang tertentu tapi tak bisa berhasil untuk orang lain.
“Mengukur sejumlah orang yang banyak tanpa praduga sebelumnya membuat kami memahami bagaimana tidak akuratnya kita selama ini dalam menjalankan konsep keberadaan kita — tentang apa yang kita makan dan bagaimana mengintegrasikannya dengan nutrisi di keseharian kita,” kata Dr. Eran Elinav pemimpin penelitian ini.
Penemuan itu juga bermakna bahkan indeks glikemik dalam makanan yang biasa digunakan para ilmuwan untuk mengukur dampak pada gula darah, tak bisa secara objektif jadi ukuran lagi. Namun harus dipertimbangkan efeknya yang berbeda-beda pada orang yang berbeda pula.
Hingga ada baiknya wanita usia dewasa yang mengalami obesitas yang gagal melakukan diet dengan makan sayuran seperti tomat, melakukan pemeriksaan kadar gula darahnya setelah makan tomat apakah meningkat atau tidak.
“Untuk orang seperti ini, harus dibuat diet yang khusus didesain yang tidak melibatkan tomat tapi boleh mengandung bahan makanan lain yang oleh sebagian orang mungkin dianggap tidak sehat. Tapi bisa jadi itu malah sehat untuk si wanita,” kata Elinav.
Bakteria di perut menjadi faktor penting yang membuat perbedaan respon kadar gula darah terhadap makanan. Para ahli kini telah bisa membangun kembali koloni bakteri di pencernaan dengan mengubah pola makan seseorang, seperti yang dilakukan pada peneliti, hingga kadar gula darah responden dalam penelitian itupun bisa turun.
(utw/utw)