Pengidap Baru HIV Menurun Dibanding Era 2000an

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2015 08:05 WIB
UNAIDS menunjukkan hasil terbaru, yaitu jumlah pengidap baru HIV positif menurun dibandingkan era 2000an. Hal itu karena penggunaan ARV.
Badan dunia untuk masalah HIV./AIDS, UNAIDS mengeluarkan survey terbaru bahwa pegidap HIV baru telah menurun dibanding saat era 2000. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang Hari AIDS Dunia yang jatuh hari ini, terdapat laporan terbaru dari UNAIDS bahwa jumlah orang yang terinfeksi HIV selama 2014-2015 menurun signifikan dibandingkan sejak 2000.

Berdasarkan data yang dirilis UNAIDS, sepanjang 2014 terdapat 2 juta pengidap HIV positif baru, dibandingkan dengan tahun 2000 yang mencatat sekitar 3,1 juta pengidap baru. Pun dengan kematian akibat AIDS yang ikut menurun dari 2 juta pada 2000 menjadi 1,2 juta pada tahun ini.

UNAIDS mengklaim bahwa penurunan ini disebabkan meningkatnya kemudahan akses pasien HIV atas keberadaan anti retroviral virus (ARV). Berdasarkan data yang dirilis badan dunia khusus HIV/AIDS tersebut, sekitar 41 persen pasien HIV menjalani perawatan ARV, naik dua kali lipat dibanding 2010.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, jumlah infeksi di daerah sub-Sahara di Afrika masih tergolong tinggi, yaitu 66 persen pasien HIV positif hidup di daerah tersebut. Namun jumlah infeksi baru menurun 41 persen sejak 2000, begitu pula kematian akibat AIDS turun menjadi 48 persen.

Walaupun jumlah akses ARV meningkat, namun laporan tersebut juga menyantumkan beberapa kawasan masih hidup dalam resiko yang tinggi tanpa perawatan ataupun pencegahan yang dibutuhkan.

Di kawasan sub-Sahara Afrika, terdapat hampir 25,8 juta masyarakat yang hidup dengan HIV adalah wanita, yang ketika mereka hamil sangat rentan menularkan kepada bayi dalam kandungannya. Penggunaan ARV secara intensif dapat mengurangi resiko penularan, namun tidak semua wanita dalam area tersebut memiliki akses yang memadapi dalam perawatan reproduksi dan pra-melahirkan.

Di Asia sendiri, hanya dua negara yang memiliki lebih dari setengah jumlah pasien HIV positif menggunakan ARV. Angka kematian akibat AIDS di Asia juga meningkat 11 persen dibandingkan saat 2000.

Dari semua wilayah, kawasan Eropa Timur termasuk yang tertinggi mengalami kenaikan pasien HIV, yaitu 30 persen dibandingkan saat 2000 dengan kematian AIDS melonjak hampir tiga kali lipat. Di Eropa Timur, hanya 18 persen pasien HIV menjalani terapi ARV. (end/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER