Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian orang, makanan di pesawat merupakan tanda penyambutan sekaligus penghibur hati ketika berada dalam perjalanan yang panjang dan tidak nyaman. Tapi, bagi sebagian orang lainnya, makanan di pesawat rasanya tidak enak dan bahkan pantas untuk dicemooh.
Namun, terlepas dari itu semua, tidak mudah untuk menyajikan makanan di atas pesawat, di atas ketinggian 35 ribu kaki dengan kondisi yang masih hangat dan pantas dimakan. Untuk mempertimbangkan menu yang disajikan saja, butuh waktu yang lama dan perencanaan yang matang. Prosesnya bisa mencapai waktu satu tahun.
Dikutip dari
The Daily Meal, makanan yang disajikan di pesawat terbang harus mengalami proses pengujian terlebih dahulu. Pengujian itu dilakukan ketika di darat dan di udara untuk memastikan kalau makanan tersebut memiliki cita rasa yang enak dan terlebih lagi tidak menimbulkan tekanan di dalam kabin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vice President Inflight Service Garuda Indonesia Vindex V. Tengker mengatakan, memang membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan menu makanan di dalam pesawat.
"Kateringnya dibuat sesuai standar mulai dari resepnya, sampai konsistensi bumbunya. Konsepnya
meal presentation, kalau tidak enak diganti, sampai kita dapat yang enak," kata Vindex saat ditemui beberapa waktu lalu di kawasan Senayan.
Cukup sulit menemukan rasa yang pas untuk setiap menu makanan yang ditawarkan di atas pesawat, karena ternyata rasa makanan juga dipengaruhi oleh ketinggian. Katika makanan dibawa ke ketinggian tertentu, rasanya pasti berubah.
"Otomatis di ketinggian akan ada perubahan rasa menjadi sedikit lebih turun. Saat di bawah bumbunya lebih
strong supaya dapat rasa yang pas di atas. Bedanya sekitar lima persen lebih banyak," ujar Vindex.
Makanan yang disajikan di pesawat terbang biasanya dibuat di tempat produksi besar yang dekat dengan lapangan terbang. Makanan tersebut dibuat 10 jam sebelum keberangkatan pesawat dengan teknik dimasak sebagian kemudian didinginkan.
Setelah selesai dimasak, makanan kemudian dibawa ke pesawat dan disimpan ke rak khusus. Selama penerbangan rak ini dipindahkan ke oven panas. Makanan pun kemudian dimasukkan ke dalam oven sekitar 20 menit sebelum ditempatkan ke nampan dan dibagikan kepada penumpang.
Jadi, anggapan bahwa makanan dipanaskan ke dalam microwave sebelum dibagikan tentu tidak tepat. Bahkan tidak ada microwave di dalam pesawat.
Jika Anda ingin tetap menikmati makanan pesawat, ada beberapa tips sederhana buat Anda. Menurut
The Daily Meal, Anda harus menghindari pasta, makanan yang digoreng, dan ayam. Sebab, ketika dipanaskan, pasta bisa terlalu matang, sementara gorengan akan lembek dan ayam bisa jadi akan menjadi kering.
Pilihlah makanan yang pada dasarnya harus dimasak dalam waktu yang lama, seperti semur, kari, dan hidangan lainnya karena rasanya akan lebih konsisten.
(utw)