Jakarta, CNN Indonesia -- Kegemukan yang bisa memicu penumpukan lemak pada hati dan bisa memperbesar risiko kanker hati seringkali datang tanpa gejala. Profesor dan konsultan internist-gastro entero hepatologist dokter Lesmana mengatakan, orang yang mengalami penumpukan lemaknpada hati sering diketahui saat melakukan medical check up.
"Biasanya saat di USG, warna hatinya lebih putih dari normalnya. Umumnya mereka yang
medical check up mengalami gangguan fungsi hati, tapi tidak ada virus," kata Lesmana dalam dalam sebuah diskusi di Rumah Sakit MRCCC Siloam, Jakarta, baru-baru ini.
Dia menambahkan, ada beberapa pemicu perlemakan hati. Sebagian besar berasal dari gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlemakan hati bisa dihindari dengan memodifikasi cara hidup. Lesmana menganjurkan agar menurunkan berat badan dan lebih meningkatkan aktivitas fisik.
Pencegahan bisa dilakukan dengan diet rendah lemak dan karbohidrat. Konsumsi lemak jenuh, karbohidrat sederhana, dan minuman manis, harus dikurangi. Di sisi lain, perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks dan air putih.
Atau, paling tidak, perlemakan hati bisa diturunkan dengan mengurangi 600 kalori tiap hari agar berat badan turun 0,51-1 kg per minggu.
"Itu yang evidence based-nya paling kuat, fatty liver akan berkurang walaupun perlu waktu," ujar Lesmana.
Untuk olahraga, Lesmana mengatakan olahraga apa saja bisa dilakukan untuk mencegah perlemakan hati, tergantung fasilitas yang dimiliki, usia, dan tentu saja kesukaan. Asalnya dilakukan dengan benar dan rutin.
Minimal 30 menit sekali setiap hari atau setara dengan 150 menit seminggu. Berjalan 10 ribu langkah per hari juga bisa mengurangi risiko perlemakan hati.
"Sebetulnya mudah, tapi harus konsisten. Kuncinya mengurangi total aktivitas santai dan peningkatan aktivitas fisik," kata Lesmana.
(les)