Risiko Anak Alami Autisme karena Kondisi Hormonal Ibu

utw | CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2015 01:15 WIB
Ibu yang alami kelainan hormonal lebih besar risikonya lahirkan anak dengan kalainan autisme. Untungnya angka kejadiannya masih tergolong rendah.
Ilustrasi. (Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan yang mengalami Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), 59 persen lebih mungkin melahirkan anak yang mengidap salah satu kelainan spektrum autisme (ASD) dibanding perempuan tanpa kondisi ini.

Para peneliti memaparkan hal tersebut dalam jurnal Molecular Biology bulan Desember ini.
 
PCOS adalah kelainan hormonal yang terjadi pada tiap 1 dari 10 wanita dan mempengaruhi kesuburan. Kelainan ini disebabkan adanya kista di ovarium yang ditandai dengan tingginya kadar hormon lelaki atau androgen pada wanita.

Biasanya akan muncul gejala tumbuhnya jerawat, banyak rambut, berat badan meningkat dan masalah ovulasi. Meski secara alami semua wanita menghasilkan androgen, wanita dengan PCOS memproduksi lebih banyak hormon dan inilah yang membuat mereka berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Wanita dengan PCOS menghasilkan androgen lebih banyak bahkan juga selama kehamilan,” kata Kyriaki Kosidou, psikiatris dan peneliti di Karolinska Instituet di Stockholm dan pemimpin penelitian ini kepada Huffington Post.

Melimpahruahnya androgen ini bisa mempengaruhi pertumbuhan otak dan sistem saraf bayu, kata Kasidou.

Risikonya bahkan lebih banyak pada wanita dengan PCOS yang juga mengalami obesitas. Mungkin karena wanita obesitas dengan PCOS memproduksi lebih banyak lagi androgen dibanding mereka dengan berat badan normal.

Meskipun kelainan spektrum autisme (ASD) lebih sering terjadi pada anak lelaki dibanding anak perempuan, menurut Nasional Institutes of Health, bayi yang lahir dari ibu dengan PCOS dalam penelitian itu tetap mengalami risiko yang sama, tak peduli  jenis kelamin bayi yang dilahirkan.

Studi Kasidou meneliti semua anak yang lahir di Swedia antara tahun 1984 hingga 2007 dan dibandingkan dengan data ibu dengan PCOS dan anak dengan ASD dari National Patient Register. Karena para wanita yang mengalami PCOS sering kali harus menjalankan terapi kesuburan, peneliti menggunakan juga faktor teknologi reproduksi dalam penelitian mereka.

Penelitian ini lalu membandingkan antara ibu dengan PCOS dan ibu tanpa PCOS yang melahirkan anak-anak dengan spektrum austime. Di Swedia, secara umum populasi prevalensi autisme hanya 1,5 persen, sama dengan yang terjadi di Amerika Serikat. Karenanya angka 59 persenpun bukan angka yang fantastis dan luar biasa besarnya.

Kosidou mengingatkan bahwa hubungan antara paparan androgen pada awal hidup bayi dan ASD masih belum jelas benar. Karenanya wanita dengan PCOS tak perlu buru-buru merasa khawatir akan kondisi kesehatan anak-anak mereka.

“Saat kami mengobservasi peningkatan risiko ASD, ternyata hanya ada sedikit kenaikan kejadian dari kelainan yang jarang terjadi itu,” katanya. “Banyak juga kemungkinan anak-anak yang lahir dari ibu dengan PCOS yang kemudian tidak mengalami autisme.” (utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER