Tingkat Cedera Pemandu Sorak Lebih Rendah dari Olahraga Lain

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2015 11:12 WIB
Berdasarkan studi dibandingkan olahraga lain di SMA, tingkat cedera pemandu sorak jauh lebih kecil, tapi ketika terjadi kecelakaan bisa lebih parah.
Ilustrasi pemandu sorak. (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tingkat cedera pemandu sorak lebih rendah daripada olahraga lain di sekolah menengah atas. Namun, kecelakaan yang terjadi pada olahraga pemandu sorak bisa lebih parah dan lebih mungkin mengakibatkan gegar otak, berdasarkan sebuah studi di Amerika Serikat.

Rata-rata, pemandu sorak biasanya mengalami kurang dari satu kali cedera untuk setiap 1.000 menit waktu partisipasi. Artinya, tidak lebih dari satu kecelakaan setiap 17 jam, ungkap studi tersebut seperti dilaporkan oleh Reuters.
 
Dibandingkan kebanyakan olahraga lain di SMA, olahraga pemandu sorak jauh kurang berbahaya, hanya atletik dan renang yang lebih aman. Tingkat cedera pada olahraga sepakbola empat kali lebih tinggi, pada olahraga perempuan dan tiga kali lebih tinggi.

“Kami percaya pemandu sorak memiliki tingkat cedera lebih rendah dari olahraga lain karena sedikitnya kontak antara atlet dalam pemandu sorak, berbeda dengan olahraga yang kerap terjadi tabrakan seperti football dan lacrosse atau bahkan olahraga seperti sepakbola dan basket,” kata penulis utama penelitian Dustin Currie, peneliti kesehatan masyarakat di Universitas Colorado Anschutz Medical Campus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gegar otak adalah cedera yang paling umum terjadi pada pemandu sorak, jumlah sekitar 31 persen kasus, berdasarkan studi tersebut. Kendati demikan, gegar otak pada olahraga pemandu sorak secara signifikan lebih rendah dari semua olahraga lain, dan olahraga perempuan lain.

Namun, Currie mengatakan, meskipun tingkat cedera pemandu sorak lebih rendah, tapi ketika terjadi kecelakaan, mereka cenderung mengalami kondisi yang lebih parah dari olahraga lain, misalnya gegar otak, patah tulang, dan lain-lain.

“Mungkin karena karena sifat olahraga tersebut lebih mungkin jatuh dari ketinggian, misalnya melompat sambil melakukan akroba, atau mendarat pada atlet lain.” Para peneliti melaporkan dalam jurnal Pediatrics bahwa lebih dari setengah dari semua kecelakaan olahraga pemandu sorak terjadi saat melakukan akrobat.

Kendati hampir semua kecelakaan terjadi pada anak perempuan, tingkat cedera pada pemandu sorak laki-laki 33 persen lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pemandu sorak laki-laki seringkali berada di dasar piramida dan melakukan formasi lain seperti akrobat di udara, kata Currie.

(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER