Jakarta, CNN Indonesia -- Tren makanan organik kian digandrungi masyarakat luas, tak terkecuali di Indonesia. Kendati dibanderol dengan harga yang lebih tinggi, makanan organik tidak sepi peminat.
Fenomena bergesernya tren junk food ke makanan organik, berkaitan dengan perubahan pola hidup masyarakat urban. Mereka menginginkan makanan yang lebih sehat guna mendukung pola hidup organik. Makanan yang terpapar pestisida serta pupuk kimia dianggap tidak sehat karena berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kronis.
Alasan itulah yang menyebabkan produk makanan dengan label organik semakin digandrungi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laras, 32, salah satu yang mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat dengan makanan organik.
“Sekarang kalau ke supermarket lebih aware saja dengan makanan yang dibeli. Kalau sayur dan buah lebih baik beli yang organik, mahal sedikit enggak apa-apa,” kata karyawati salah satu perusahaan swasta di Jakarta itu kepada belum lama ini.
Menurut wanita yang hobi fitness itu, lebih baik berinvestasi pada makanan mahal yang sehat, ketimbang menghabiskan uang untuk biaya rumah sakit di kemudian hari. “Sakit itu mahal, makanya lebih baik dicegah dengan makanan sehat,” ujar dia.
Satu jenis makanan organik yang sangat disukai Laras adalah pasta organik. Seperti namanya, pasta organik merupakan produk pasta yang dibuat dari tepung gandum bebas pupuk kimia dan pestisida. Proses pembuatannya pun tidak melibatkan bahan kimia sama sekali.
“Sayangnya, masih susah cari produk pasta organik di Indonesia. Biasanya saya titip teman atau saudara yang sedang ke luar negeri,” tuturnya.
Beruntung bagi Laras, dalam waktu dekat Indonesia akan kedatangan produk organik dari Bioagricoop scrl, organisasi nirlaba asal Italia yang memayungi Organicity Project.
Salah satu produk organik yang ditawarkan Organicity adalah pasta organik, lengkap dengan sausnya.
Dr ssa Carla Gambini, Project Manager Organicity dari Bioagricoop mengatakan pasta organik punya rasa yang jauh lebih lezat dari pasta biasa.
“Dari aromanya saja berbeda, rasanya seperti pasta buatan rumah, yang dibuat langsung oleh ibu-ibu Italia,” kata Carla di Pepenero, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Melengkapi citarasa organik Italia, Organicity juga menyediakan sausnya. Sekilas, saus pasta yang terkemas cantik dalam botol-botol kaca itu tampak sama dengan saus pada umumnya. Namun, saat dibuka, tercium aroma segar yang menambah kesempurnaan pasta.
“Karena ini organik, produknya memang tidak tahan lama. Hanya tahan satu minggu setelah tutup kedap udaranya dibuka atau satu bulan jika disimpan di lemari es,” kata Carla.
Lebih lanjut, Carla menambahkan tomat yang digunakan dalam saus itu semuanya berasal dari pertanian tomat organik.
Sementara, para pencinta keju bisa menikmati keju organik, dibuat dari susu sapi yang diberi makan rumput organik. Tidak ketinggalan biskuit dan kue organik, serta wine organik.
“Beberapa tahun terakhir wine organik semakin populer,” kata Presiden Bioagricoop Dr Riccardo Cozzo.
Lebih lanjut, Cozzo menjelaskan wine organik berasal dari anggur yang ditumbuhkan di pertanian bebas pestisida, fungisida, herbisida dan pupuk kimia.
Salah satunya berasal dari perkebunan anggur organik di Trebbiano yang menghasilkan white wine organik dengan rasa seperti sampanye.
“Rasanya manis dan segar. Bonusnya, bagus bagi kesehatan,” ujarnya.
(les)