Jangan Terkecoh Gambar Makanan di Kemasan

Vega Probo | CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2016 12:00 WIB
Konsumen perlu mencermati takaran kalori dan porsi, serta tidak tergiur “menghiasi” makanan dengan topping seperti di kemasan.
Takaran kalori cake di kemasan tidak termasuk sirup dan topping. (Thinkstock/Brenda A. Carson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gambar makanan di kemasan memang kadang menggiurkan. Gambar di kemasan mi instan, misalnya, memperlihatkan sajian mi dalam mangkuk besar lengkap dengan aneka topping, dari telur ceplok, irisan daging ayam, sampai sayuran.

Penelitian terbaru yang dilansir Global News Kanada, pada Selasa (5/4), mewanti-wanti konsumen agar mencermati takaran kalori dan porsi, serta tidak tergiur “menghiasi” makanan dengan aneka topping seperti tertera di kemasan.

Sebab takaran yang tertera di kemasan tentu saja hanya merujuk makanan inti—mi—dan tidak termasuk “hiasan” topping-nya. Masalahnya, gambar makanan di kemasan jarang ditampilkan “polos” tanpa topping atau pendamping.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inilah yang menjadi fokus para peneliti Food and Brand Lab di Cornell University, New York, AS. Mereka membahas berbagai porsi takaran, juga informasi iklan dan nutrisi di kemasan, tak terkecuali makanan cepat saji.  

“Jika sesuatu yang dilihat lebih berdaya ketimbang sesuatu yang dilisan, maka efek sesuatu yang dilihat bakal lebih kuat daripada yang dilisan. Kasus ini menyoroti berbagai ekstra yang ditampilkan di kemasan,” tulis para peneliti.

Ekstra yang dimaksud para peneliti meliputi saus untuk makanan, sirup untuk pancake, cocolan untuk keripik, taburan untuk es krim dan frosting untuk cake. Ekstra itu tidak tersedia di dalam kemasan, tapi fotonya menerbitkan selera.

“Bila kita melihat sepotong cake dihiasi frosting sebagaimana terlihat di kemasan cake, kita pikir begitulah lazimnya cake disajikan dan dimakan,” demikian pernyataan Dr. John Brand, ketua peneliti, dikutip Global News Kanada.

Celakanya, Brand menambahkan, frosting di cake itu “tidak tercantum di takaran saji yang direkomendasikan di label nutrisi.” Takaran kalori frosting 135 persen lebih tinggi ketimbang si cake itu sendiri.

Brand beserta timnya melakukan serangkaian eksperimen dibantu sejumlah mahasiswa dari 72 universitas, plus 44 orang yang bekerja di industri layanan makanan. Para sukarelawan ini memperkirakan takaran cake sesuai gambar di kemasan.

Hasilnya, para sukarelawan menemukan fakta kelebihan kalori serba ekstra makanan mencapai 122 kalori. Jadi isi label tidak akurat karena hanya menghitung cake tanpa frosting, sementara gambar di kemasan menampilkan cake dengan frosting.

Porsi takaran juga mempengaruhi konsumen. Sebotol besar minuman berenergi, misalnya, sama dengan dua gelas, tapi lazimnya ditenggak satu botol sekaligus. Hal ini juga berlaku bagi keripik, pasti dikudap satu kantong sekaligus.

Tentu saja, jangan hanya kemasan yang “dipersalahkan,” melainkan juga pola makan seseorang. Bila pola makan dijaga dengan baik, seberapa pun menggiurkan gambar makanan di kemasan, seseorang tidak akan menyantap melebihi batas takaran normal. (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER