Jakarta, CNN Indonesia -- Makanan ternyata punya hubungan erat dengan urusan luar angkasa. Ilmuwan NASA tengah mencari cara budidaya untuk memproduksi makanan di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station)—dan hingga nantinya, semoga, di Mars.
Peneliti meyakini bahwa mengkonsumsi sayuran segar akan penting bagi ekspedisi ini ke depan. Namun demikian, seperti diberitakan
Food and Wine, belum ada satu pun yang yakin bagaimana mikrogravitasi (di luar angkasa) akan mempengaruhi makanan, tubuh, dan pikiran kita.
Karenanya sejumlah perusahaan melebarkan usaha ke pertanian luar angkasa. Selain nyata, proyek ini terdengar seperti berasal dari film sci-fi buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orbital Technologies Corp. (ORBITEC) mengawasi Veggie Hardware Validation Test (AKA Veg-01), usaha inovatif yang menghasilkan “unit Veggie yang dapat dilipat-buka yang memiliki bank cahaya layar datar, di antaranya LED merah, biru, dan hijau untuk pertumbuhan tanaman dan pemeriksaan kru.”
Dalam eksperimen terakhir mereka, 44 astronot berkesempatan mencoba tanaman yang tumbuh dalam ruang tersebut, yakni letus merah. Hasilnya masih dapat dicerna.
Dalam proyek berikutnya, yang disebut Tomatosphere, anak-anak sekolah di Chicago bekerja sama dengan NASA untuk memeriksa apa yang terjadi jika kita mengirim biji-bijian dalam misi ulang-alik ke Stasiun Luar Angkasa Internasional lalu menanam biji-biji tersebut di bumi. Belum ada laporan bagaimana penampakan dan rasa tomat tersebut.
Sebagian besar pekerjaan ini adalah persiapan menjelang pesawat ruang angkasa Orion milik NASA itu bertolak dalam perjalanan ke Mars pada 2020. Studi ini membuat mempertimbangkan ulang tentang definisi “lokal” dan “keberlanjutan”.
(sil/sil)