Jakarta, CNN Indonesia -- Warga DKI Jakarta dan sekitarnya bisa menyantap panganan sekaligus menikmati peragaan busana daerah mulai 22 April hingga 22 Mei 2016 mendatang dalam gelaran Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF).
JFFF merupakan bagian dari program Enjoy Jakarta yang sekaligus menjadi program pembuka rangkaian HUT DKI Jakarta. Acara ini menghadirkan tiga acara utama yaitu Fashion Festival, Food Festival dan Gading Nite Carnival.
Tahun ini, JFFF memasuki penyelenggaraan ke-13. Digelar sejak 2003 silam di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, acara yang mengawinkan kuliner dan mode ini, telah menjadi agenda tahunan yang dinanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Food Festival Kampoeng Tempoe Doeloe 2016 akan tampil dengan gaya Pecinan Lama dan menghadirkan ratusan menu kuliner nusantara, termasuk juga masakan tradisional seperti toge goreng Bogor, sukun goreng, batagor Abuy, Bakmi 99, mie kangkung, sate ayam Ponorogo, lontong Cap Gomeh, kue pukis, Es Duren Iko Gantinyo, Es Jelly dan Jajanan Pasar by Pastella. Ada juga pameran ragam anggur dan keju di Wine & Cheese Expo.
"Ada 100 UKM makanan di Kampung Tempoe Doeloe yang dekorasinya gaya pecinan lama," kata Chairman JFFF Soegianto Nagaria di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Rabu (13/4).
Sementara Fashion Festival akan mengangkat kain tradisional dari Indonesia Barat. Sederet desainer ternama Tanah Air seperti Hian Tjen, Ghea Panggabean, Ivan Gunawan, Yogie Pratama, Hengki Kawilarang, Handy Hartono, Albert Yanuar, Musa Widyatmodjo dan Adrian Gan akan memamerkan koleksi mereka pada 4-12 Mei 2016 mendatang.
Adapun Fashion Festival juga akan menghadirkan pertunjukkan spesial dari kolaborasi Adrian Gan dengan Palantaloom yang akan memamerkan kreasi Songket Padang hasil karya perajin di Bukittingi.
"Akan ada fashion show dari Adrian Gan yang akan membawakan Songket Padang yang kerjasama dengan Palantaloom," tambah Soegianto.
Selain itu, agenda wajib JFFF lainnya adalah Gading Nite Carnival, yang mengangkat tema "Negeri Impian”. Acara karnaval yang digelar di malam hari ini akan menghadirkan ratusan peserta parade karnaval dan pertunjukan kembang api.
Menuju Jakarta Kota SeniKepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan JFFF adalah agenda penting untuk menggali potensi dalam negeri.
“Jangan berpikir keluar negeri dulu deh, dalam negeri saja belum habis potensi-potensi itu. Saya ingin Jakarta jadi kota seni," kata dia di kesempatan yang sama.
Menurut Triawan, kota seni ini bisa tercipta dengan tersalurkannya sejumlah bakat artis dalam gelaran budaya. Triawan percaya para seniman di Jakarta dan Indonesia dapat mengeksplorasi idenya dengan bebas.
"Korean Wave itu 4,5 tahun lagi diramalkan akan habis karena artis dibuat kayak mesin dan dididik militer. Di Indonesia, kebanyakan punya
soul tapi disiplinnya tidak ada. Ini kekayaan luar biasa," katanya.
Menurutnya, jika telah menumbuhkan Jakarta sebagai kota seni maka pertumbuhan ekonomi kreatif pun akan berjalan beriringan. Fesyen dan kuliner sebagai bagian ekonomi kreatif pun akan melejit.
"Kalau sudah begitu Badan Ekonomi Kreatif tidak dibutuhkan," katanya.
Jakarta, menurut Triawan, akan mencontoh Sydney yang sekarang tengah gencar menjadi kota seni lantaran merasa ketinggalan dari Melbourne. Persepsi inilah yang akan diadopsi oleh Triawan untuk Jakarta.
"Orang ke museum pada ke Melbourne padahal di Sydney ada juga," katanya.
(les)