Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah 27 tahun berkarya dengan membuka toko, butik, serta berjualan langsung, Anne Avantie kini merambah bisnis daring. Desainer pendobrak pakem kebaya tersebut merilis laman penjualan yang mengikutsertakan unit Usaha Kecil Menengah dalam sebuah e-dagang.
"Saya sebenarya gaptek, tidak tahu teknologi, seratus persen," curhat Anne saat perilisan laman e-dagang miliknya,
anneavantiemall.com, di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia, baru-baru ini.
Anne mengakui bahwa ide dagang secara daring ini pertama kali muncul dari tawaran Frans Budipranata, CFO Zalora, yang mengajak produk Anne masuk ke e-dagang mode terbesar di Asia tersebut. Namun tawaran Frans pada 2015 itu ditolak Anne, karena ia tak memahami bagaimana berdagang secara daring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah desakan yang sering dilakukan sang suami, Anne kemudian tertarik untuk terjun ke usaha daring namun dengan menarik serta UKM yang sering ia bina dan kenal.
Ia pun mengusung tema yang bebeda, tak spesifik ke kebaya seperti DNA Anne selama ini, namun meluas pada kerjinan tangan mulai dari aksesoris hingga gamelan. Anne menyebut e-dagang miliknya sebagai tempat dagang dari hasil budaya Indonesia.
"Nantinya akan ada lima kategori yang ditawarkan laman ini, yaitu produk UKM, kemudian kombinasi antara produk UKM dengan Anne Avantie, lalu ready-to-wear koleksi Anne Avantie, dan yang terakhir adalah Celebrity Signature yaitu produk UKM dipilih oleh sebriti sahabat Anne," kata Frans yang kini menjadi
co-founder anneavantiemall.com, pada kesempatan yang sama.
"Mungkin saya dapat katakan bahwa ini adalah marketplace pertama di dunia yang mengusung konsep heritage, dan ini dapat sangat mungkin meluas hingga menjual makanan khas Indonesia," kata Frans.
Anne Avantie adalah salah satu desainer yang memiliki banyak binaan UKM, mulai dari mengerjakan batik, kebaya, bahkan hingga kerajinan tangan lainnya seperti tas. Produk para UKM tersebut kemudian diseleksi oleh Anne untuk kemudian dipajang di e-dagang miliknya.
Namun Anne juga terbuka untuk menerima UKM lainnya berdagang di laman yang hanya dibuat dalam waktu dua pekan tersebut dengan cara UKM mendaftar terlebih dahulu baru kemudian dikurasi sesuai dengan standar Anne Avantie.
"Saya seringkali mendapatkan cerita dari para penggemar saya bahwa mereka selalu termotivasi untuk berkarya, namun tak mendapatkan kesempatan untuk berjualan karena tak punya modal," tutur Anne. "Kemudian saya berpikir, saya tak ingin hanya menikmati kesuksesan label saya sendirian dan saya harus membantu yang lain.”
Upaya membantu Anne tak mudah. Ia harus berhadapan dengan standar dan budaya karya para pengrajin UKM yang telah dijalani bertahun-tahun, untuk kemudian dikurasi agar dapat meningkatkan kualitas serta nilai jualnya.
Untuk itu, Anne akan mencoba menjajal pasar barunya ini dengan menjual produk UKM hasil kurasinya di pameran kerajinan tangan INACRAFT 2016 yang akan berlangsung 20 hingga 24 April mendatang di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan. Anne dijadwalkan akan membawa 2500 produk hasil UKM yang telah ia kurasi dan juga akan muncul di e-dagang miliknya.
"Saya ingin melihat bagi yang biasa bangga dengan barang mahal, akankah mereka bangga bila membawa produk seharga Rp50 ribu hingga Rp100 ribu dari para UKM ini,” kata Anne.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan Indonesia butuh lebih banyak Anne. Mengurus 240 juta jiwa lebih dan sebanyak 55 juta unit UKM di Indonesia tidaklah mudah. Kebutuhan akan lapangan pekerjaan semakin mendesak dan menjadi masalah baru di Indonesia.
"Perjalanan yang dilalui oleh Anne memanglah tidak mudah, dan upaya yang dilakukan ini sangatlah diharapkan oleh pemerintah, pejuang-pejuang lain seperti Anne Avantie," kata Euis saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com seusai acara.
"Pemerintah membutuhkan yang ikut dapat membuka lapangan pekerjaan. Kalau satu Anne bisa mensejahterakan seribu pengrajin, bagaimana kalau banyak?" kata Euis.
Namun Euis mengakui upaya Anne merangkul UKM tidaklah mudah. Anne harus mendidik para pengrajin untuk mengeluarkan produk berkualitas namun dengan harga yang adil. Harga adil yang dimaksud Euis adalah dapat mensejahterakan pengrajin namun baik bagi konsumen.
Keberadaan UKM diakui Euis adalah salah satu mencegah Indonesia hanya sekedar menjadi pasar dari produk asing, namun tanpa memiliki produk kebanggaan. Akan tetapi, untuk menjadi sebuah industri tidaklah mudah, butuh kompetensi, teknologi, standar, dan hak kekayaan yang patut dilindungi.
"Indonesia sudah punya standar produk yang ada di SNI. Namun untuk UKM, yang wajib menggunakan SNI adalah pakaian dan mainan anak serta bayi, helm, dan sesaat lagi biskuit. Untuk craft juga sudah ada standarnya namun belum wajib," kata Euis.
"Untuk pakaian standarnya seperti bahan pakaian tidak boleh menggunakan kimia berbahaya, untuk rajutan tidak boleh ada yang membayahakan. Yang namanya standar itu untuk keamanan, kesehatan, keselamatan manusia dan lingkungannya.”
(les)