Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah bau badan tentunya menyebabkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Hal ini kerap mempengaruhi kepercayaan diri saat harus berinteraksi dengan orang lain. Apakah kita bau dan mengganggu orang sekitar sehingga mereka enggan dekat dengan kita?
Senior Brand Manager Rexona menyatakan bahwa penting untuk menyadari bahwa bau badan bukanlah sebatas masalah personal.
"Apabila tidak ditangani dengan seksama, maka masalah ini juga berpotensi mengganggu kenyamanan orang-orang di sekitar kita," ungkapnya pada acara 'Rexona Antibacterial Defense Media Launch' di Restoran 3 Wise Monkey, Jakarta, Kamis (28/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kebanyakan orang memilih untuk menghindar dan enggan mengingatkan orang lain yang memiliki masalah bau badan, karena takut menyinggung perasaan atau merusak hubungan sosial.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Rexona menunjukkan bahwa 9 dari 10 orang memilih untuk diam atau tidak akan memberitahu bahwa seseorang memiliki bau badan. Artinya, bau badan adalah suatu masalah yang harus dicegah agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain dan mengganggu kehidupan bersosialisasi.
Hal ini pun turut dialami aktris Olivia Jensen yang punya indera penciuman sensitif. Baginya, aroma tubuh seseorang adalah 'first impression'.
"Masalah bau badan sangat mengganggu, biasanya saya langsung memiliki persepsi negatif mengenai orang tersebut. Seberapa rapi atau menyenangkannya seseorang, kalau ia punya masalah bau badan pasti
image-nya di mata saya akan jadi kurang," tuturnya.
Menurut Olivia, etika dan kebiasaan sebagai orang di Indonesia, membuat ia harus berpikir dua kali untuk mengingatkan orang tersebut.
Bukan Hanya Soal KeringatDokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Vinia Ariani Permata, SpKK, menjelaskan bahwa pada dasarnya jutaan bakteri tidak berbahaya berdiam di permukaan tubuh dan membantu pertahanan alami kulit. Bakteri ini bertahan hidup dan berkembang biak di lingkungan yang lembab dan kayak nutrisi, termasuk daerah berkeringat, seperti pada ketiak.
"Saat keringat bercampur dengan bakteri-bakteri penyebab bau badan, maka bakteri ini akan menguraikan keringat kita dan memprosesnya dalam sistem metabolisme mereka sehingga menghasilkan produk sampingan berupa keringat beraroma tidak sedap atau bau badan," tutur Vinia.
Selain karena faktor keringat yang berlebih, Vinia pun menjelaskan bahwa ada kemungkinan adanya faktor lain seperti faktor genetik atau makanan.
"Makanan bawang-bawangan dan berempah yang paling berpengaruh dan mudah menimbulkan bau, untuk itu bisa hindari konsumsi yang terlalu banyak pada makanan tersebut," tutur Vinia.
(les)