Jakarta, CNN Indonesia -- Energi menjadi isu penting yang terus digembar-gemborkan di berbagai lini kehidupan, terutama soal bahan bakar. Untuk itu, inovasi di bidang energi alternatif menjadi penemuan penting.
Salah satu inovasi tersebut adalah pesawat bertenaga matahari bernama Solar Impulse 2. Pesawat tersebut diuji coba ketahanannya di udara pada 2015 lalu di Abu Dhabi.
Pekan ini, tepatnya Rabu (13/7), pesawat mutakhir tersebut melakukan pendaratan kedua terakhir di Bandara Kairo, Mesir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut menunjukkan keberhasilan Solar Impulse 2 untuk terbang selama satu tahun penuh, tanpa bahan bakar minyak setetes pun.
Melansir laman
Reuters, Solar Impulse 2, terbang di atas piramida dan mendarat secara mulus di bandara Kairo sekitar pukul 7.10 pagi waktu setempat, mengakhiri uji coba terbang yang berlangsung selama 48 jam 50 menit.
Adapun Solar Impulse 2 diterbangkan secara bergantian oleh dua pilot asal Swiss, yakni Andre Borschberg dan Bertrand Piccard. Kedunya bertujuan menyebarkan kampanye teknologi energi bersih.
“Kita bisa membantu lingkungan dengan menggunakan energi bersih, yang menggabungkan antara konservasi dan inovasi,” ujar Piccard.
Solar Impulse terbang berkat empat mesin yang didukung sepenuhnya oleh energi dari lebih dari 17 ribu sel surya di sayapnya. Cadangan energi lainnya disimpan dalam baterai yang dipasang saat siang hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan pesawat tetap terbang tinggi pada penerbangan jarak jauh.
Pesawat dari serat karbon ini, memiliki sayap yang lebarnya melebihi Boeing 747 dan berat layaknya sebuah mobil keluarga. Tak hanya itu, pesawat ini pun disebut dapat terbang hingga ketinggian setinggi 8.500 meter atau 28 ribu kaki, dan terbang dengan kecepatan 55-100 km/jam.
Kini tim penerbang Solar Impule tengah mempersiapkan perjalanan terakhir mereka ke Uni Emirat Arab, tempat uji coba penerbangan bermula.
"Penjelajah telah pergi ke mana-mana, bahkan ke Bulan. Sekarang, kita perlu mengeksplorasi kualitas hidup yang lebih baik di Bumi ini," kata Piccard.
(les)