Jakarta, CNN Indonesia -- Menggunakan aplikasi kencan seperti Tinder mungkin jadi salah satu cara menemukan calon pasangan hidup bagi mereka yang masih lajang. Namun, dalam sebuah survei terungkap bahwa pengguna aplikasi kencan lebih cenderung merasa rendah diri.
Melansir Time, para peneliti menggunakan survei terhadap 1300 mahasiswa tentang kepuasan serta kepercayaan diri. Hasil tersebut kemudian dibawa dalam sebuah pemaparan ilmiah di pertemuan tahunan American Psychological Association.
Setelah menanyakan beberapa hal seperti kepuasan akan kondisi diri sendiri, kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain, dan gambaran diri sendiri yang dibayangkan oleh responden, para peneliti lalu menanyakan status kepemilikan aplikasi kencan macam Tinder.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan aplikasi kencan apapun, kelompok yang memakai aplikasi kencan memiliki tingkat kepercayaan dan penghargaan diri sendiri yang lebih rendah.
Para peneliti menemukan pengguna aplikasi kencan cenderung merasa kurang puas dengan kondisi fisik dan penampilan mereka, serta malu akan hal tersebut.
Selain merasa rendah diri, para peneliti menemukan mereka yang menggunakan aplikasi kencan lebih sering menganggap diri mereka hanya sebagai objek seksual belaka, yang kemudian dibandingkan dengan standar tampan atau cantik menurut masyarakat serta ketentuan berpenampilan yang diterima publik.
Menariknya, hal ini terjadi bukan hanya pada perempuan, namun juga laki-laki.
"Bila mereka menggunakan Tinder, mereka memiliki lebih banyak nilai negatif pada semua pertanyaan kami. Kami rasa ini menarik, memberikan fakta bahwa gender selalu berperan tentang bagaimana pria dan wanita merespon kuisioner seperti ini," kata Trent Petrie, anggota tim peneliti dari University of North Texas.
Biasanya, wanita akan yang paling merasa buruk ketika dibandingkan dengan perempuan lainnya. Namun hasil survei justru menunjukkan bahwa kaum Adam yang menggunakan Tinder adalah pemilik rasa kepercayaan diri paling rendah.
Para peneliti menduga hal ini disebabkan pengguna aplikasi kencan paling banyak adalah pria. Penelitian sebelumnya menunjukkan, wanita lebih cerdas dalam memilih akun lawan jenis yang datang dalam beranda aplikasi kencan.
Berbeda dengan pria yang lebih bebas dalam memberikan 'like' pada akun di sekitar dirinya. Akan tetapi, ternyata memberikan lebih banyak 'like' mendatangkan risiko yang lebih besar, yaitu peluang untuk ditolak.
"Pria, pada dasarnya, akan menempatkan diri mereka sebisa mungkin disadari oleh wanita yang ia suka, terutama dalam urusan kencan. Namun saat menggunakan aplikasi kencan, mereka akan dievaluasi dan harus tabah. Iya atau tidaknya orang tertarik dengan mereka berdasarkan penampilan diri mereka sendiri," kata Petrie.
"Pria akan lebih sering mendapatkan penolakan atau 'dislike'. Dan yang mungkin dapat menerima risiko tersebut adalah para pria muda," lanjutnya.
Para peneliti berencana selanjutnya akan meneliti tentang alasan kecenderungan orang menggunakan Tinder. Penelitian pada kelompok lain mengungkap bahwa kebanyakan orang menggunakan aplikasi kencan hanya untuk hiburan, bukan mencari pasangan hidup.
"Secara umum, dapat dikatakan bahwa ketika Anda menggunakan media sosial saat ini, maka Anda menempatkan diri untuk dinilai oleh publik," katanya.
(meg)