Jakarta, CNN Indonesia -- Produk berbahan baku susu—macam susu segar, keju,
butter—termasuk mudah ditemui di banyak negara di dunia. Namun tidak demikian halnya di Korea Utara (Korut). Laman
North Korea News mengabarkan, produk tersebut terbilang langka ditemui sehari-hari.
Je Son Lee, penulis yang berdomisili di Pyongyang, menyatakan kata “keju” jarang didengar di kampung halamannya yang berada di utara Korut. Padahal para tetangganya lumayan familiar dengan kata “butter.” Diakui Je, keluarganya tak asing dengan butter buatan Rusia.
Pengalaman semasa kecil itu membuat Je selalu merindukan aroma butter yang dioles di permukaan roti atau kentang rebus. Meski begitu, bukan berarti ia bisa sering-sering menyantapnya sesuka hati di mana pun. Sebab produknya terbilang langka di pasar dan harganya relatif mahal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal susu tak kalah langka. Kalaupun ada, buatan China. Je tak bisa melupakan pengalaman semasa kecil kala ibunya membeli susu dalam kemasan kardus. Lantaran tidak memiliki kulkas, maka susu harus segera dihabiskan. Bukan hanya oleh keluarganya, bahkan tetangga pun kebagian
“Ibu membeli susu karena tahu manfaatnya bagi kesehatan, agar kulit lebih mulus, padahal keluarga kami tidak mampu membeli susu secara rutin,” Je menuliskan pengalamannya di laman North Korea News. “Jadi lah kami menyerah, tidak lagi meminum susu demi alasan kecantikan.”
Alasan lain: cita rasa susu lokal Korut tak seenak susu impor dari China. Belakangan, Je menyadari, susu buatan China sama sekali tidak murni. “Saat kami menjejakkan kaki di Korea Selatan, baru lah kami menyadari, susu yang selama ini kami minum ternyata yoghurt.”
Lama-kelamaan, diakui Je, keluarganya bisa menikmati susu maupun yoghurt. Keluarga Je tetap mereguk yoghurt buatan China, yang selama ini mereka pikir susu murni. Yoghurt buatan China lebih manis, atau lebih enak dari susu yang pernah dibeli ibunya dari peternak lokal.
Lain lagi cerita susu bubuk. Diakui Je, rasanya susu bubuk di Korut sebetulnya manis. Tapi begitu ditambah air malah hambar. Pencinta rasa manis harus menambahkan gula sesendok makan penuh ke dalam larutan susu. Kadang juga, kata Je, ditambah es krim atau bubuk kokoa.
Suatu kali, Je menuturkan, datang bala bantuan kemanusiaan berupa susu bubuk dari PBB. Rasanya manis, orang-orang menyukainya. Belakangan, Je baru menyadari itu adalah susu formula bayi! Untung saja, masih ada susu bubuk, kokoa bubuk dan susu formula bayi buatan China di Korut.
Jika orang-orang yang mencari susu segar, Je menyarankan, susu kambing karena rasanya lebih enak dibanding susu sapi. Jika pun ingin produk susu lain sebetulnya ada di Korut, tapi harganya sangat mahal. Hanya orang-orang berduit yang mampu membelinya.
(vga/vga)