Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian anak, memasak adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan. Meramu aneka bahan baku sama asyiknya dengan bermain.
Namun ada kalanya orang tua malah ragu mengajak buah hatinya ikut memasak. Sebab mereka tak ingin jika ruang dapur kotor atau bahan baku dan peralatan masak berantakan.
Padahal menurut Chef Stefu Santoso, penting bagi orang tua untuk memerhatikan motorik anak. "Sudah seberapa jauh anak bisa menangani suatu pekerjaan," katanya di Jakarta, pada Kamis (20/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyarankan ada baiknya orang tua terlebih dulu melihat kemampuan si anak. Jika anak sudah merasa nyaman dengan cara memegang pisau, berarti ia sudah bisa untuk memotong bahan-bahan.
"Atau bisa juga dengan menyuruhnya menumis. Itu adalah cara paling dasar, karena sekadar mengaduk," paparnya.
Hal serupa turut diungkapkan oleh Rini Hildayani, psikolog anak. Ia mengatakan bahwa usia bukan lah jaminan seorang anak bisa melakukan tugas dengan baik.
Rini berujar, "Kalau di usia dua tahun dia sudah punya minat memasak, maka bisa dilibatkan dalam proses yang sederhana, misalnya mengambil bahan baku."
Tapi, katanya mengingatkan, orang tua pun tetap harus bersikap bijak. Jangan sampai membiarkan anak membawa barang yang mudah pecah.
Selain itu, orang tua juga harus menjauhkan barang-barang berbahaya dari si anak. "Jauhkan benda tajam dan benda panas. Buat anak-anak aman dari benda-benda tersebut," ia menegaskan.
Rini mengatakan bahwa orang tua sebaiknya tidak terlalu sering melarang si anak. Pasalnya, anak-anak memang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi.
"Kalau anak dilarang, nantinya mereka akan tumbuh dengan keraguan. Mereka khawatir dalam bertindak," katanya.
Jika orang tua tak ingin repot, Stefu menyarankan agar melakukan metode memasak yang paling mudah, yaitu memanggang kue, "karena jauh lebih
safe ketimbang memegang pisau."
Selain itu, untuk memanggang kue pun biasanya anak akan dibekali dengan bahan-bahan tebal yang anti-panas.
(vga/vga)