BUMN Bersinergi Kembangkan Desa Wisata Pinge

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 11 Nov 2016 17:46 WIB
Pengembangan wisata diharapkan membuat Desa Pinge menjadi destinasi unggulan baru di kawasan Bali Utara, tidak melulu berpusat di Bali Selatan.
Ilustrasi desa tradisional di Bali. (Thinkstock/Haystudent)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembangan pariwisata tak hanya harus dilakukan di kawasan populer, namun juga di kawasan yang belum terjamah. Provinsi Bali memang sudah terkenal dengan kesiapannya menyambut wisatawan lokal dan mancanegara. Tapi, masih banyak kawasan yang masih butuh perhatian lebih.

Saat ini salah satu yang sedang dibina ialah Desa Pinge di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali.

Di tengah modernisasi yang terjadi di Pulau Dewata, Desa Pinge masih mempertahankan keasriannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desa berudara sejuk berketinggian 500 mdpl ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 1,5 jam dari Bandara Ngurah Rai.

Wisatawan yang datang bisa melakukan sejumlah aktivitas alam, mulai dari bersepeda, tracking sampai hiking.

Selain itu, mereka juga bisa mengunjungi situs arkeologi, berbelanja kerajinan ukir, dan menikmati suguhan musik dan tarian khasnya.

Kepopuleran desa dengan populasi 810 jiwa penduduk ini lalu menjadi alasan Pemerintah Kabupaten Tabanan menetapkannya sebagai desa wisata.

Ke depannya, Desa Pinge akan menjadi desa wisata binaan sinergi BUMN atas prakarsa PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), serta PT Patra Jasa (Patra Jasa).

Untuk pengembangan Desa Wisata Pinge, ITDC, TWC, dan Patra Jasa bersinergi dengan PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Semen Indonesia.

Kerjasama sudah disepakati dengan penandatangan MoU antara Sinergi BUMN dengan Kepala Desa Pinge dan penandatanganan prasasti oleh Menteri BUMN, Rini M. Soemarno.

Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer mengatakan kalau program pengembangan Desa Pinge dilaksanakan untuk menyambut gagasan konsep pariwisata yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada Oktober lalu, yaitu memadukan potensi desa dengan pariwisata.

“Kegiatan ini sekaligus menjadi program nasional sinergi BUMN pariwisata untuk membangun desa wisata di kawasan-kawasan pariwisata strategis nasional,” kata Abdulbar, seperti yang dikutip CNNIndonesia.com dari keterangan resmi pada Jumat (11/11).

“Diharapkan kami dapat melahirkan lebih banyak desa wisata di Tanah Air yang berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar,” lanjutnya.

Pengembangan ini merupakan lanjutan dari pengembangan Desa Wisata Borobudur, yang pembangunanya telah resmi dimulai pada minggu lalu.

Jika Desa Wisata Borobudur dikembangkan dengan konsep pembangunan Balai Ekonomi Desa (Balkondes), maka Desa Wisata Pinge dikembangkan dengan konsep yang lebih menyeluruh, berupa perbaikan sarana dan prasarana pariwisata seperti Tourist Information Center (TIC), perbaikan fasilitas seperti peningkatan kualitas homestay dan pendampingan berkesinambungan kepada masyarakat terkait layanan pariwisata.

Metode pengembangan wisata berbasis masyarakat atau community-based tourism diharapkan membuat Desa Pinge menjadi destinasi unggulan baru di kawasan Bali Utara, tidak melulu berpusat di Bali Selatan.

“Sejalan dengan tugas yang diamanatkan pada kami untuk mengembangkan destinasi wisata di seluruh Indonesia, kami berharap sinergi BUMN dan pemerintah daerah dapat terus terjalin dalam mendorong potensi wisata yang ada di Indonesia termasuk juga dalam pengembangan desa wisata. Melalui Sinergi BUMN dan gerakan BUMN Peduli kami optimistis pariwisata dapat menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Abdulbar.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER