Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria berusia 23 tahun sedang mencari tempat untuk berendam di air panas di Taman Nasional Yellowstone, Wyoming, Amerika Serikat (AS) pada awal tahun ini, sebelum akhirnya ia jatuh dan tewas di dalam air yang mendidih, seperti yang dilansir dari
NBC Montana pada Jumat (18/11).
Pria tersebut diketahui berencana melakukan ‘hot pot,’ atau aktivitas berendam di sumber mata air panas yang sebenarnya dilarang di Yellowstone.
Berasal dari Portland, AS, pria bernama Colin Nathaniel Scott itu mengunjungi taman tersebut pada Juni lalu, bersama adik perempuannya, Sable.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mendaki perbukitan sebelum akhirnya berhenti untuk beristirahat.
Colin sedang mengukur suhu sumber mata air itu, sebelum akhirnya ia tergelincir dan tenggelam di sana.
Tim penyelamat berusaha mendatangi lokasi kejadian, namun karena hujan badai, rencana tersebut ditunda.
Keesokan harinya, jasad Colin sudah tidak ditemukan. Tim penyelamat menduga, kalau jasadnya larut dalam sumber mata air panas yang mengandung asam berkadar sangat tinggi.
Saat sedang merekam gambar dengan kamera telepon selularnya, Sable tidak sengaja merekam ketika Colin tergelincir dan tenggelam. Tapi, pihak Yellowstone enggan menyebarkan hasil rekaman tersebut, demi menjaga perasaan keluarga yang ditinggalkan.
Sampai saat ini, kondisi Sable masih belum stabil. Pihak berwajib mengatakan kalau ia mengalami trauma.
“Kami telah memasang tanda larangan di kawasan yang berbahaya bagi pengunjung, itu semua demi keamanan dan kelestarian Yellowstone. Kondisi alam memang tidak mudah ditebak,” kata salah satu penjaga Yellowstone.
Itu bukan insiden wisatawan yang pertama kali terjadi di Yellowstone.
Pada Mei, wisatawan asal Kanada yang memiliki alamat blog High on Life harus menghadapi masalah hukum, setelah ketahuan melanggar batas masuk di sumber mata air panas berbahaya.
Pada Juni, sepasang wisatawan juga harus menghadapi masalah yang sama, setelah diketahui membawa pulang bayi bison yang dibius dan dimasukkan ke dalam bagasi mobilnya.
(awita ekasari larasati/ard)