Jakarta, CNN Indonesia -- Fidel Castro, pemimpin Kuba selama lima dekade, tutup usia pada Sabtu (26/11). Dia mengembuskan napas terakhir di umur 90 tahun. Kematian Castro, bukanlah hal yang mengejutkan, pasalnya, sang jenderal besar sudah sakit cukup lama.
Namun, yang mengejutkan, ternyata, kematian Castro berdampak pada wisata Kuba. Badan statistik Kuba menyebut adanya peningkatan jumlah wisatawan ke negara yang terkenal dengan cerutunya itu. Gelagat peningkatan itu, sudah terlihat sejak kondisi kesehatan Castro melemah.
Sebut saja, enam bulan lalu, ketika Castro kerap keluar-masuk rumah sakit, jumlah turis meningkat 15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan itu, jelas berpengaruh pada pertumbuhan pendapatan negara, yang naik hingga US$1,2 miliar. Malah, jumlah wisatawan asal Amerika Serikat, meningkat hingga 80 persen.
Hal itu didukung semakin banyaknya maskapai yang menawarkan penerbangan langsung ke Havana, ibu kota Kuba.
Melansir
Telegraph, maskapai Amerika Serikat bertarif rendah, JetBlue, Senin (28/11) membuka penerbangan langsung dari New York ke Havana. Di waktu yang sama, American Airlines juga merilis rute baru dari Miami ke Havana. Adapun Delta Airlines akan membuka kantor penjualan tiket di Havana, 1 Desember mendatang.
“Di akhir tahun 2016, diperkirakan ada 110 penerbangan langsung dari Amerika Serikat ke Kuba, setiap harinya,” ujar Jonathan Goldsmith, pakar wisata Amerika Latin dari Audley Travel.
Sementara, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kuba, didominasi oleh Kanada, disusul Amerika Serikat. Sebelumnya, Kuba banyak didatangi wisatawan asal Jerman, Inggris, Italia dan Perancis.
Umumnya, warga AS mengunjungi Kuba untuk berlibur di vila-vila privat. Hal itu terlihat dari peningkatan penyewaan vila dan rumah pribadi melalui aplikasi Airbnb.
“Kuba belum pernah jadi destinasi wisata populer sebelumnya, namun kematian Castro jelas mengubah hal itu,” terang Goldsmith.
Dia menambahkan, bukan hanya Havana yang dituju para turis, tapi juga kota-kota lain seperti Santa Clara, Camagüey, Cienfuegos atau Varadero.
Goldsmith menambahkan, warga Kuba akan mendapatkan banyak profit dari penjualan memorabilia Castro, seperti kaos, emblem, pin, magnet kulkas, ataupun mug bergambarkan sang ‘El Comandante’. Hal yang sama juga mereka lakukan pada ikon revolusi, Che Guevara.
Menurut Goldsmith, salah satu destinasi yang akan jadi populer adalah Desa Birán di Provinsi Holguin, Kuba Timur, yang merupakan tempat kelahiran Castro, 90 tahun lalu.
“Desa itu akan jadi tempat suci bagi para
fidelista. Terlebih, sejak 2002, turis bisa mengunjungi rumah orangtua Castro,” sebutnya.
Selain mengunjungi rumah masa kecil Castro, Goldsmith menyebut wisatawan juga bisa sekaligus berpetualang dengan hiking atau bersepeda, melintasi Sierra Maestra, seperi Castro dulu.
“Semasa hidupnya, Castro sangat pro-wisata. Dia melihat matahari, laut dan pasir sebagai sumber ekonomi bagi negaranya,” tutur Goldsmith.
(les)