Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah seharusnya ibu adalah sosok yang dihormati. Ada ribuan alasan mengapa ibu adalah sosok pahlawan dan orang nomor satu dalam hidup.
Sosok ibu yang begitu penting dalam hidup ini pun disadari oleh Syabana Rizka. Baginya, karena ibu lah dia bisa merasakan napas kehidupan.
"Hadirnya ibarat jelmaan Tuhan di muka Bumi. Ia menggeggam tanganku sesaat, namun memeluk hatiku selamanya," tulis dia dalam akun sosial medianya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma karena ibu, setiap manusia bisa merasakan dan melihat indahnya dunia. Namun karena ibu juga Anda bisa merasakan kebaikan dan masalah dunia.
Ibu adalah sosok perempuan serba bisa yang pandai. Dia bisa menjadi seorang penasihat, psikolog, guru, pengasuh, koki, manajer, sampai polisi. Jasa dan pengorbanannya tak terbatas, tak kenal pamrih.
Jasa ibu yang tiada taranya ini pun diungkapkan Rizka lewat suratnya.
"Bagiku, ibu adalah perempuan yang tak henti-hentinya kupuja dan kupuji. Telah habis kata yang kuurai untuknya. Namun takkan pernah mampu membalas semua jasa dan pengorbanannya. karenanya, aku bisa merasakan napas kehidupan.
Hadirnya ibarat jelmaan Tuhan di muka Bumi ini. Ia menggenggam tangaku sesaat, namun memeluk hatiku selamanya.
Hatinya ibarat ruang sekolah bagiku. Ia mengajariku membaca, mendikte, dan memaknai bermacam perkara. Berkatnya, perlahan aku mulai mengenal dunia. Penuh harap dan sabar ia mengasuh, mengasih, serta mengasahku menjadi perempuan kuat dan mandiri. Doanya senantiasa mengikutiku, melekat, bahkan menetap dalam setiap langkahku menjalani kehidupan.
Petuahnya menjadi pedoman terbaik di dunia ketika hati dan pikiranku berkelok tak keruan. Ia satu-satunya manusia yang tetap sudi bersamaku dalam semua kesusahan, kesedihan, dan saat tergelap kehidupanku. Ia adalah pelindung hati, penyejuk jiwa, dan pengobat lara.
Kepadamu resahku sembuh, hatiku utuh.
Ia tak memberikanku kekayaan, tapi mencukupkanku dengan kebahagiaan yang menawan.
Ia tak mewariskanku keberhasilan, tapi mengajarkanku bagaimana bersusah payah memperjuangkan impian.
Dan ia tak menitipkanku kekuasaan, tapi membekaliku pentingnya bersungguh-sungguh terhadap pekerjaan dan memiliki banyak teman.
Kadang banyak bicaranya membuatku bosan dan enggan memedulikan, namun ia penuh ketegaran, dan selalu memaafkan tanpa menyelipkan sebuah alasan.
Terima kasih telah setia menjadi orang tua, sahabat, sekaligus penasihat terbaikku. Pendukung nomor satu yang tak pernah gagal memenangkan hatiku. Tetaplah demikian.
Bagi dunia, mungkin kau bukanlah siapa-siapa, tapi bagiku kau adalah dunia. Dari semua hadiah yang ditawarkan kehidupan, sosokmu adalah yang paling berarti di hatiku. Sungguh seluruh diriku berutang padamu, ibu.
(chs)