Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak cara mendapatkan rezeki dan menunjukkan keahlian, termasuk bagi Setiani, seorang penata rias.
Dahulu, Setiani menjual kebolehannya mengubah penampilan seseorang dari rumah ke rumah orang yang telah ia kenal. Selain itu, ia juga bekerja di sebagai
make-up artist di sebuah stasiun televisi swasta.
Dua bulan lalu, perempuan yang tinggal di Depok itu mencoba peruntungan lewat
platform salon daring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagi
booming kan yang
online-online, siapa tahu beruntung," tutur Setiani saat bercerita kepada
CNNIndonesia.com di Jakarta, Rabu (18/1).
Setiani menjelaskan keuntungan pemasaran secara
online adalah mendapatkan banyak pelanggan yang tak harus kenal terlebih dahulu.
Menurut dia, bisnis salon dahulu sangat mengutamakan jejaring dari orang yang dikenal dari mulut ke mulut.
Lewat internet, cara itu mendapatkan konsumen makin beragam. Konsumen dia pun meningkat dua kali lipat dibanding dari 'rumah ke rumah'.
"Lumayan, lebih banyak pelanggan dari
online karena mencakup seluruhnya. Satu banding dua, satu
offline, dua
online," ujar Setiani.
Apalagi akhir pekan,
order-an untuk Setiani membanjir. Rata-rata, dia bisa melayani hingga enam konsumen saat akhir pekan dan mengantongi hingga Rp1,5 juta per hari. Sedangkan di hari kerja, permintaan untuk salon cenderung lebih sedikit.
Untuk memudahkan kerja, Setiani hanya menerima pesanan dari lokasi yang berdekatan dengan dia, yakni sekitar Cinere, Depok, dan wilayah Jakarta Selatan. Penghasilan Setiani pun meningkat. Dari hasil coba-coba yang ia lakukan, Setiani mengaku tak menyangka usahanya bisa berkembang.
"Tapi kadang-kadang saya kecewa juga karena
order-an suka dibatalkan mendadak, kebanyakan sih karena iseng doang," ungkap Setiani.
Lain lagi dengan Biena Wati, pemilik salon di Kemanggisan, Jakarta Barat. Dia juga
make-up artist di salah satu stasiun televisi.
Biena sudah bergabung dengan salon daring sejak 2015. Dia menuturkan, salon
online menawakan pendapatan yang bagus jika fokus dan rutin menerima pesanan melalui aplikasi.
"Dibanding dengan salon rumahan, salon
online ini
ngasih pendapatan 30 persen lebih besar," kata Biena saat ditemui di Jakarta. "Kalau secara harga, salon
online memang punya harga lebih mahal," ujarnya.
Menurut Biena, tren konsumen menggunakan salon
online meningkat hingga 20 persen. Dia melihat hal itu disebebkan oleh kemudahan yang ditawarkan juga kepuasan atas layanan.
"Namun saingan salon
online itu banyak, main adu cepat siapa dapat. Kalau
order-an jauh dari rumah, juga tidak mungkin karena susah diambil."
(end/end)