Rendam Kayu di Garam, Cara Korsel Pertahankan Bangunan Kuno

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Minggu, 12 Feb 2017 10:16 WIB
Di antara gedung pencakar langit, kelestarian bangunan kuno Korsel terjaga dengan baik. Pemerintah merawatnya dengan cara yang sangat tradisional.
Gyeongbokgung Palace di Seoul, Korea Selatan. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat datang ke suatu negara untuk berwisata, terkadang objek wisata sejarah lebih banyak ditemui di luar pusat kotanya. Namun tidak dengan Seoul, karena di ibu kota Korea Selatan itu, objek wisata sejarah masih banyak yang layak untuk dikunjungi.

Salah satunya objek wisata istana kerajaan. Di antara gedung-gedung pencakar langit, kelestarian bangunan kuno itu terbilang terjaga dengan baik. Wisatawan pun terlihat ramai berdatangan.

Fakta tersebut menunjukkan kalau wisata sejarah sama populernya dengan wisata belanja di Seoul, seperti yang disampaikan oleh Director Tourism Business Division Seoul City, Je Seong Oh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wisata budaya atau sejarah juga menjadi salah satu yang paling digemari, diikuti dengan wisata panorama kota dan wisata belanja," ujar Je Seong saat ditemui beberapa waktu lalu di Seoul.

Potensi wisata sejarah membuat pemerintahan kerap melakukan renovasi agar bangunan-bangunan bersejarahnya tetap terjaga dengan baik.

Seong Oh pun lantas mengemukakan cara menjaga bangunan tersebut agar tetap kokoh.

"Semua istana di Seoul sudah lebih dari 600 tahun. Agar tetap kokoh, kayu pohon yang digunakan untuk membangun direndam dalam air yang dicampur garam selama dua sampai tiga tahun," katanya.

Seperti yang diketahui, di Seoul terdapat lima istana kerajaan yang merupakan peninggalan dinasti Dinasti Joseon (1392-1910). Saat itu, Seoul lebih di kenal dengan sebutan ‘Hanyang’.

Gyeongbokgung Palace merupakan istana kerajaan utama pada masa Dinasti Joseon. Dibangun pada sekitar tahun 1395, Gyeongbokgung berada di utara Seoul. Bangunan itu merupakan istana terbesar dari lima istana yang dibangun oleh Dinasti Joseon dan dibangun pada 1394.

Rendam Kayu di Garam, Cara Korsel Pertahankan Bangunan KunoTaman di Istana Gyeongbokgung, Seoul. (Foto: CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
Istana Gyeongbokgung merupakan sebuah kompleks luas yang terdiri dari 330 bangunan dengan total 5.792 ruangan. Namun banyak dari bangunan ini dihancurkan selama masa penjajahan Jepang, yaitu antara tahun 1910-1945. Dan sejak 1989 pemerintah Korea membangun kembali bangunan-bangunan yang telah hancur.

Changdeokgung Palace adalah istana kerajaan ke-dua yang dibangun oleh Dinasti Joseon setelah Gyeongbokgung. Istana itu dibangun pada 1395 dan berada di dalam area taman luas di Jongno-gu, Seoul; arah sebelah timur istana utama Gyeongbokbung. Istana itu disebut juga 'East Palace' atau Istana Timur.

Seperti empat istana lainnya, Istana Changdeokgung juga rusak berat selama pendudukan Korea oleh Jepang. Tiga Istana lainnya yakni Changgyeonggung Palace, Deoksugung dan Gyeonghuigung Palace.

"Ada batas-batas dan penanda agar pengunjung tidak menyentuh atau merusaknya. Pengunjung pun hanya boleh melihat-lihatnya saja, akan ada banyak penjaga yang mengawasi," tuturnya.

Tak hanya menjaga bangunan istana menjadi sejarah, pihak pemerintahan kota Seoul pun turut menjaga lingkungan pedesaan tempat penduduk tinggal.

Rendam Kayu di Garam, Cara Korsel Pertahankan Bangunan Kuno

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER